RAKYATKU.COM - Kelelahan adalah gejala umum selama kehamilan. Beberapa wanita mungkin merasa lelah sepanjang kehamilan.
Meskipun pengalaman dengan kelelahan cenderung bervariasi, sebagian besar wanita akan merasa lebih lelah dari biasanya saat memasuki trimester pertama.
Kondisi inilah yang sering kali membuat ibu hamil malas bergerak. Apakah hal ini membahayakan ibu dan janin?
Akibat dan Bahaya Ibu Hamil Malas Bergerak
Sebelum menjelaskan mengenai bahaya ibu hamil malas bergerak, sebagian besar orang berpandangan bahwa ibu hamil tidak boleh banyak bergerak karena khawatir akan memberikan pengaruh buruk pada janin. Kondisi inilah yang semakin meyakinkan ibu hamil untuk tidak banyak bergerak.
Dilansir Doktersehat, berikut adalah beberapa bahaya ibu hamil malas bergerak, di antaranya:
1. Meningkatkan denyut jantung
Bahaya ibu hamil malas bergerak yang pertama adalah menimbulkan komplikasi seperti peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan ibu tetapi juga kondisi janin.
2. Meningkatnya berat badan
Meningkatnya berat badan selama kehamilan adalah sesuatu yang normal, namun ibu hamil malas bergerak lebih mungkin akan mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan dan lebih sulit untuk kembali ke berat badan normal usai persalinan.
3. Masalah pencernaan
Gangguan kehamilan lainnya yang bisa dialami ibu hamil adalah munculnya masalah pencernaan. Dengan kondisi perut yang membesar dan meningkatnya berat badan, otomatis hal ini akan membuat ibu hamil malas bergerak. Kondisi ini berisiko meningkatkan ibu hamil susah buang air besar selama kehamilan.
Salah satu penyebab ibu hamil sulit buang air besar adalah meningkatnya hormon progesteron yang memengaruhi relaksasi otot, sehingga gerakan usus menjadi lambat.
Kondisi ini membuat proses pencernaan makanan menjadi lebih lama dan akhirnya menyebabkan sembelit. Ibu hamil yang mengalami sembelit akan mengalami feses keras, BAB tidak teratur, dan perut kembung.
4. Masalah saat persalinan
Jika Anda ingin proses persalinan berjalan lancar, sebaiknya Anda meluangkan waktu berolahraga. Beberapa olahraga yang aman untuk ibu hamil adalah yoga atau jalan santai.
Sebuah penelitian mengungkapkan, ibu hamil yang aktif bergerak sesuai dengan usia kehamilan bisa melewati persalinan kurang dari 3 jam. Sementara ibu hamil malas bergerak akan mengalami kesulitan saat melahirkan
5. Cepat lelah saat persalinan
Terkait penjelasan sebelumnya, ibu hamil malas bergerak selain menyulitkan proses persalinan, hal itu juga bisa membuat stamina ibu lebih cepat habis saat menjalani proses persalinan. Sementara ibu hamil yang aktif bergerak dapat menjaga staminya lebih prima.
6. Gangguan tidur
Bahaya ibu hamil malas bergerak berikutnya adalah mengalami gangguan tidur, seperti yang dialami oleh kebanyakan ibu hamil. Agar masalah ini tidak terjadi, oleh karenanya ibu hamil harus rutin untuk olahraga.
Jalan santai dengan kecepatan sedang bisa membuat seluruh peredaran darah menjadi lancar dan membuat pikiran menjadi rileks. Kondisi inilah yang membuat ibu hamil dapat tidur dengan pulas.
7. Hipertensi
Perlu diketahui, volume darah selama kehamilan bisa meningkat sebanyak 45 persen. Peningkatan jumlah darah ini, menyebabkan ventrikel kiri menjadi lebih tebal dan lebih besar karena harus bekerja keras memompa darah ekstra. Kondisi ini bisa membuat ibu hamil berisiko mengalami hipertensi.
8. Menimbulkan stres
Jika ibu hamil malas bergerak, dampak yang bisa terjadi adalah munculnya rasa gelisah hingga proses persalinan. Namun, jika Anda rajin jalan santai, pembuluh darah dan otot di sekitar kepala serta leher akan mengendur.
Rasa gelisah itu bisa muncul dari bayangan mengenai proses persalinan, berat badan yang meningkat, hingga rasa kesepian. Stres selama kehamilan tidak hanya berdampak buruk bagi ibu, akan tetapi juga mengganggu perkembangan bayi.
9. Diabetes gestasional
Beberapa wanita memiliki diabetes selama masa kehamilan, meski sebelumnya belum pernah memiliki diabetes. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus mengontrol kadar gula darah untuk tetap normal.
Saat Anda makan, tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan menjadi gula. Glukosa ini terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam seluruh sel sebagai bahan energi. Perpindahan glukosa ke sel membutuhkan insulin agar kadar gula tetap normal.
Namun, selama kehamilan plasenta melepaskan hormon pertumbuhan yang beberapa di antaranya bisa mengganggu fungsi insulin dalam mengatur gula darah. Pada akhirnya, kadar gula darah akan meningkat dan diabetes gestasional bisa terjadi.
Selain hormon pertumbuhan, faktor lain yang bisa meningkatkan diabetes saat hamil adalah berat badan berlebih. Apabila ibu hamil malas bergerak, otomatis berat akan bertambah dan fungsi insulin menjadi terganggu.
Pada akhirnya, meski tubuh yang aktif bergerak memberi dampak positif bagi ibu hamil, terdapat beberapa aktivitas yang harus dihindari seperti melompat atau melakukan gerakan cepat. Hindari juga olahraga yang mengharuskan Anda berbaring telentang dalam jangka waktu yang lama, terutama setelah trimester pertama.
Jika Anda ragu untuk memulai olahraga, konsultasikan dengan dokter atau bidan sebelum memulai program olahraga. Perlu diketahui bahwa beberapa kondisi medis justru dapat menjadikan olahraga berbahaya.