RAKYATKU.COM - Media sosial meningkatkan risiko anak-anak terhadap masalah kesehatan mental hingga setengahnya. Hal ini terungkap dari sebuah penelitian.
Penggunaan media sosial memaparkan remaja terhadap cyber-bullying, membahayakan tidur dan menghentikan mereka berolahraga.
Para peneliti mengatakan, Facebook, Instagram, dan Snapchat memberikan risiko tekanan psikologis hingga 20 persen terhadap anak-anak.
Mengakses media sosial tersebut sebanyak empat kali sehari dapat meningkatkan bahaya hingga setengahnya lagi, dikutip dari The Sun, Rabu (14/8/2019).
Gadis-gadis remaja yang mengecek Facebook , Instagram dan Snapchat setiap minggu memiliki 20 persen risiko tekanan psikologis, katanya.
Tetapi bagi mereka yang sering melakukan penjelajahan di media sosial empat kali sehari atau lebih, risikonya meningkat dari 28 persen, menjadi 40 persen.
Anak laki-laki di media sosial memiliki risiko sepuluh persen masalah kesehatan mental. Tetapi meningkat menjadi 15 persen pada mereka yang login beberapa kali sehari.
Temuan ini berasal dari penelitian besar pertama yang melihat seberapa banyak penggunaan media sosial dapat merusak kesehatan mental. Ini melibatkan lebih dari 10.000 anak muda Inggris berusia 13 hingga 16 tahun.
Mereka mengatakan orang tua tidak boleh tanpa henti mengatakan kepada anak-anak untuk melepaskan ponsel dan tablet mereka.
Sebagai gantinya, mereka harus memastikan anak-anak tidur delapan hingga sepuluh jam dan bersikeras mereka berolahraga.
Peneliti utama Profesor Russell Viner, dari University College London, mengatakan: "Sementara kita terobsesi banyak tentang media sosial, seberapa banyak kita terobsesi tentang seberapa banyak orang muda kita tidur? Tidak banyak."
Tetapi dengan setengah dari semua penyakit mental yang dimulai sebelum usia 14, Dr Louise Theodosiou, dari Royal College of Psychiatrists, mengatakan raksasa media sosial harus berbuat lebih banyak untuk melindungi anak-anak .
Dia berkata: “Kami telah melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam suasana hati yang rendah dan depresi di antara anak perempuan dan wanita muda dalam beberapa tahun terakhir.
"Makalah ini membantu pemahaman kita tentang hubungan antara penggunaan media sosial dan masalah kesehatan mental."
Temuannya ada di The Lancet Child & Adolescent Health.