RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pasca-pemilihan walikota (Pilwalkot) 2018 yang memenangkan kotak kosong, Kota Makassar baru akan memiliki walikota definitif tahun depan.
Hiruk pikuk pemilihan walikota dan momen pemilu tahun ini membuat warga Makassar tampak jenuh apalagi wajah lama masih menghiasi Pilwalkot tahun depan.
Setidaknya itu dipaparkan oleh Pengamat Politik asal Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Arief Wicaksono.
"Bisa jadi kejenuhan masyarakat berasal dari kejenuhan mereka terhadap eksistensi figur-figur lama yang ternyata tidak cukup bisa menghadirkan perubahan," ungkap Arief belum lama ini.
Dengan demikian, menurutnya, Pilwalkot Makassar 2020 memerlukan figur-figur baru yang masih muda tapi cukup berpengalaman dan juga punya kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang cukup baik.
"Figur-figur yang baru pun belum tentu benar-benar baru sebab ada juga figur berganti tetapi dibelakangnya adalah pemain lama. Tetapi ada juga figur yang betul-betul baru. Biasanya mereka berasal dari kalangan profesional seperti pengusaha, dokter atau pengacara," tambah Arief.
Sekadar diketahui, salah satu yang beberapa bulan ini gencar bersosialisasi adalah Muhammad Ismak yang saat ini tercatat sebagai owner kantor hukum Ismak Advocaten di Jakarta.
Bagi ketua umum DPP Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) ini, kontestasi Pilwakot harus digelar dengan berbasis gagasan bukan pragmatisme politik.
"Saya ingin bertarung dengan gagasan bukan politik transaksional," ungkap Ismak dalam keterangan tertulisnya.