RAKYATKU.COM - Saat Hari Raya Iduladha, ibadah sunah yang tak ada di hari lain ialah menyaksikan hewan kurban disembelih.
Terkhusus bagi mereka yang memang membeli hewan kurban dan berniat untuk disedekahkan pada masyarakat.
Selain menyaksikan hewan kurban disembelih, tentu salat Iduladha dan puasa sampai daging kurban siap menjadi makanan pun menjadi bagian dalam sunnah Iduladha. Jika dikerjakan, tentu pahala yang akan didapat dari Allah SWT akan berlipat.
Berkurban hewan di Hari Raya Iduladha juga punya keistimewaan tersendiri. Satu bulu hewan yang dikurbankan, akan digantikan oleh Allah SWT dengan 10 kebaikan dan menghapus 10 keburukan. Tidak hanya itu, hewan kurban juga akan menghapus semua dosa manusia.
Tapi, semua amalan itu akan lenyap jika Anda melakukan hal sepele seperti selfie dengan maksud pamer. Tindakan ceroboh ini ternyata berdampak luar biasa untuk amalan di Hari Raya Idul Adha.
Seperti yang dijelaskan Ustaz Mahfud Said, siapa saja yang selfie dengan hewan kurban dengan maksud pamer atau riya, maka hukumnya haram. Terlebih jika foto selfie tersebut dimaksudkan untuk mengagungkan diri sendiri.
"Selfie dengan hewan kurban hukumnya haram kalau menjadi fitnah, ini kembali ke hukum riya," kata Ustaz Mahfud, Minggu (11/8/2019).
Ustaz Mahfud melanjutkan, dengan maksud pamer, seseorang berarti ingin dipandang oleh manusia lain dan ini termasuk dalam tindakan riya.
Pamer seperti ini adalah riya yang bertujuan untuk mendapatkan penghargaan, pandangan, dan juga kekhususan dari orang lain. Tentu, tujuan seperti ini tidak diperbolehkan dan juga tidak dikehendaki Allah SWT.
"Maka dari itu, umat Islam jangan selfie dengan hewan kurban dengan maksud biar terlihat hebat dibandingkan orang lain," sambungnya, dilansir Okezone.
Ustaz Mahfud Said menambahkan, jika memang ingin selfie, ada baiknya diniatkan untuk syiar. Jadi, Anda berharap dengan befoto tersebut, bisa menjadi contoh atau memotivasi orang lain untuk melakukan kurban di tahun depan.
Dengan maksud seperti itu, Allah akan lebih suka dan maksud syiar dalam Islam diperbolehkan.
"Tapi memang tipis bedanya antara syiar dan pamer. Harus hati yang berbicara dan ketulusan hati juga perlu diberikan," pungkasnya.