Jumat, 09 Agustus 2019 16:23

Terima Enzo Allie Masuk Akmil, Mahfud MD Sebut TNI Kecolongan

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Enzo Zenz Allie. Ist
Enzo Zenz Allie. Ist

Mahfud MD menilai TNI kecolongan karena menerima calon taruna Enzo Zenz Allie, yang terindikasi jadi simpatisan Hizbut Thahrir Indonesia (HTI).

RAKYATKU.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menilai TNI kecolongan karena menerima calon taruna Enzo Zenz Allie, yang terindikasi jadi simpatisan Hizbut Thahrir Indonesia (HTI).

Padahal seharusnya, kata Mahdud, TNI bisa melihat rekam jejak Enzo. Dengan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, penelusuran tersebut bukan perkara yang sulit.

"Kecolonganlah menurut saya. TNI itu kan lembaga yang dikenal ketatnya. Dikenal ketat (harusnya) tahu rekam jejaknya, kakeknya siapa, kegiatannya. Ternyata ini lolos di Akmil," kata Mahfud, Jumat (9/8/2019).

Kejadian Enzo yang diberikan penghargaan dengan diwawancara langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto justru memperlihatkan ketidaktahuan aparat akan rekam jejaknya.

Apalagi pasca video wawancara keduanya yang menggunakan Bahasa Prancis viral di lini masa, didapat informasi kalau Enzo mengikuti gerakan radikal, salah satunya pernah mengibarkan bendera ormas terlarang. Bahkan, ibunya juga menjadi bagian dari organisasi tersebut.

"Di institusi yang terpantau (TNI) masak baru. Seakan-akan (TNI) tidak tahu peran dia (enzo) yang berbau radikal. Ibunya juga bagian dari (gerakan) itu. Masak gak tahu," bebernya dilansir Suara.

Diketahui, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Sisriadi menegaskan jika taruna Akmil keturunan Prancis itu tidak terpapar radikalisme. Hal itu diungkap Sisriadi menangapi beredarnya foto mirip Enzo yang bawa bendera tauhid.

Musababnya, setiap taruna Akmil yang hendak mendaftar harus melaui serangkaian seleksi. Salah satunya seleksi mental ideologi.

"Tidak. Kami kan ada sistem seleksi yang berbeda dengan seleksi orang mau kerja shift siang shift malam. Ini untuk megang senjata dia. Jadi sudah selektif," ungkap Sisriadi.