RAKYATKU.COM, PAREPARE -- Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram selama 2 minggu terakhir di Kota Parepare bikin meringis. Pasalnya ditingkat pangkalan gas yang diperuntukkan bagi warga miskin ini sangat susah ditemukan.
Antre sebelum mobil pengangkut elpiji dari agen ke pangkalan hingga beli eceran di kios-kios dengan harga hingga Rp 30 ribu per tabung harus dijalani jika ingin dapur tetap mengepul.
Lalu kemana sebenarnya gas Melon tersebut menghilang? Seorang mantan pengantar gas Melon yang meminta namanya disamarkan membeberkannya.
Dia menjelaskan, sebenarnya gas elpiji 3 kilogram tidak langka. Pasokan setiap hari itu selalu lancar. Tapi kenapa langka? Banyak penyebabnya, salah satunya dr agen.
"Agen itu tiap hari mengangkut gas 3 kilogram, satu truk memuat 560 tabung Melon, rute mereka tiap hari berbeda. Tiap pangkalan biasanya didatangi tiap tiga hari," katanya, Kamis (8/8/2019).
Nah disinilah agen, khususnya sopir agen yang nakal kata dia. Jatah harusnya ke pangkalan justru dibawa ke tempat yang lain atau pangkalan liar yang bersedia membeli gas Melon diatas harga eceran yang disarankan.
"Untuk diketahui harga agen ke pangkalan berkisar Rp 14.000 dan pangkalan menjual Rp 15.000. Sementara untuk pangkalan liar berani membeli 16.000 bahkan diatasnya, kan lumayan hasilnya, mereka hanya menyetor 14.000x560," ungkapnya.
Dengan kondisi lanjut dia, maka otomatis jatah pangkalan tidak ada lagi dan harus menunggu jatah selanjutnya.
"Inilah berputar sehingga gas Melon sepertinya langka padahal pindah tempat," terangnya.
Dia juga mengungkap jika warga ke pangkalan untuk cari gas Melon dan pangkalan mengatakan kosong sambil memperlihatkan mulut tabung yang tanpa segel, jangan langsung percaya, karena itu bisa saja trik untuk mengelabui warga.
"Pangkalan kadang nakal membuka segelnya agar masyarakat taunya kosong padahal berisi, coba diangkat lagi tabungnya jika kosong tabung akan teras enteng jika diangkat," sebutnya.
"Kalau jatah gas Melon dialihkan ke tempat lain, sopir gas melon bisa mendapatkan keuntungan Rp 1 juta lebih sekali trayek. Mereka sampai 2 kali trayek, jadi bohong kalau bos mereka tidak tahu," tutupnya.