RAKYATKU.COM, INGGRIS - Seorang ayah dari gadis kembar siam harus membuat keputusan menyayat hati, apakah akan memisahkan anak perempuannya dan mempertaruhkan nyawa salah satu dari mereka.
Ibrahima Ndiaye, membawa si kembar, Marieme dan Ndeye dari Senegal ke Inggris ketika mereka berusia tujuh bulan untuk mencari bantuan di Rumah Sakit Great Ormond Street.
Si kembar sekarang berusia tiga tahun. Masing-masing dari mereka memiliki otak, hati, dan paru-paru. Tapi memiliki satu hati, kandung kemih, sistem pencernaan, dan tiga ginjal.
Namun hati Marieme lemah dan harapan hidupnya lebih rendah. Dan jika dia meninggal, saudara perempuannya juga akan meninggal.
Dalam sebuah film dokumenter BBC, Ibrahima mengaku menghadapi dilema untuk menyelamatkan salah satu putrinya, dan membiarkan yang satunya mati.
"Dalam situasi ini, kamu tidak menggunakan otakmu, kamu mengikuti hatimu. Keputusan apa pun memilukan, begitu banyak kekacauan, begitu banyak konsekuensi," katanya.
Menurut BBC, Ibrahima telah mencoba mencari solusi terbaik di beberapa rumah sakit, termasuk di Belgia, Jerman, Zimbabwe, Norwegia, Swedia, dan Amerika, hingga akhirnya ke Inggris.
Rumah sakit Great Ormond Street pun bersedia membantu Ibrahima mengambil keputusan etis. Tim medis si kembar telah meminta petunjuk dari Komite Etika Klinis Great Ormond Street.
Komite ini bertujuan untuk membantu keluarga mengambil beberapa keputusan yang semakin kompleks.
Joe Brierley, seorang dokter anak dan ketua komite telah membantu memberikan penjelasan kepada Ibrahima.
"Proses kematian Marieme akan menjadi proses kematian Ndeye, tidak mungkin untuk menghentikannya atau mengubahnya ... [Dan] tidak ada pilihan untuk memisahkan mereka begitu Marieme mulai mati."
Karena itu, pada akhirnya Ibrahima memutuskan tidak akan memisahkan gadis-gadis itu dan menyebabkan Marieme mati.
"Mereka bersama, mereka sama," katanya.
Film dokumenter ini berjudul The Conjoined Twins: An Impossible Decision. Itu akan ditayangkan BBC Inggris pada Senin malam.