Minggu, 04 Agustus 2019 04:00

Aktivis Hak Hewan Minta Tak Ada yang Bunuh Nyamuk, Ini Alasannya

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Aktivis Hak Hewan Minta Tak Ada yang Bunuh Nyamuk, Ini Alasannya

Seorang aktivis hak-hewan mendesak orang-orang untuk tidak membunuh nyamuk, tetapi sebaliknya membiarkan serangga menggigit mereka.

RAKYATKU.COM - Seorang aktivis hak-hewan mendesak orang-orang untuk tidak membunuh nyamuk, tetapi sebaliknya membiarkan serangga menggigit mereka.

Aymeric Caron, yang juga seorang presenter TV Prancis mengatakan serangga menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein untuk telur mereka dan tidak boleh ditepuk, dikutip dari Mirror Online, Minggu (4/8/2019).

Dia mengatakan bahwa membunuh nyamuk adalah "memalukan bagi para anti-specist yang menyadari bahwa mereka sedang diserang oleh seorang ibu yang berusaha memberi makan anak-anaknya," menurut Independent .

Anti-specists adalah orang yang berpendapat bahwa semua spesies harus diperlakukan sama.

Caron, yang menggambarkan dirinya sebagai anti-specist, mengatakan dia selalu membiarkan dirinya digigit nyamuk, kecuali di Afrika, di mana ada risiko tertular malaria.

Dalam sebuah video, ia berkata: "Seseorang dapat mempertimbangkan bahwa sumbangan darah dari waktu ke waktu kepada seekor serangga yang hanya berusaha memberi makan anak-anaknya bukanlah sebuah drama."

Tetapi pekerja perlindungan hewan Inggris mengatakan komentarnya adalah "langkah terlalu jauh" dan "gangguan yang tidak membantu".

Caron juga mengatakan lebih baik menggunakan penolak nyamuk alami seperti serai, minyak lavender atau bawang putih, untuk mencuci secara teratur dan menghindari penggunaan parfum.

Toni Vernelli, kepala kelompok kesejahteraan hewan Inggris Animal Equality, mengatakan dia akan menarik garis batas pada "parasit yang membawa malaria dan membunuh jutaan orang per tahun".

“Bagi kebanyakan orang, ini adalah langkah yang terlalu jauh dan gangguan. Tidak membantu dalam mencoba mendidik orang tentang penderitaan hewan di peternakan, dan tidak terkait dengan kampanye kesejahteraan hewan, ”katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa ada 219 juta kasus malaria di seluruh dunia pada tahun 2017, dan 435.000 kematian.