Sabtu, 03 Agustus 2019 12:13

Jangan Disepelekan! Ini 8 Dampak Sering Telat Makan

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Meski sudah berkali-kali diingatkan oleh pakar kesehatan, dalam realitanya kita masih menyepelekan pentingnya makan tepat waktu.

RAKYATKU.COM - Meski sudah berkali-kali diingatkan oleh pakar kesehatan, dalam realitanya kita masih menyepelekan pentingnya makan tepat waktu. Hasilnya, kita pun cenderung makan di waktu yang sembarangan. 

Bahkan, karena berbagai macam kesibukan, kita seperti terbiasa untuk telat makan. Padahal, pakar kesehatan menyebut kebiasaan ini sangatlah tidak sehat.

Dampak sering telat makan bagi kesehatan

Pakar kesehatan menyebut tubuh akan mengalami cukup banyak dampak kesehatan jika sering dibiasakan untuk telat makan.

Dilansir laman Doktersehat, berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.

1. Bisa menyebabkan datangnya maag

Telat makan akan membuat kita lebih rentan mengalami masalah asam lambung tinggi. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang terbiasa makan di jam-jam tertentu yang mempengaruhi kapan waktu asam lambung bisa diproduksi demi membantu proses pencernaan.

Jika kita tidak makan di jam-jam saat kita terbiasa makan, maka asam lambung akan lebih rentan naik hingga ke pangkal kerongkongan. Hal ini tentu akan menyebabkan sensasi tidak nyaman pada tubuh, bukan?

2. Bisa meningkatkan risiko terkena kerontokan

Meski terlihat tidak berkaitan, dalam realitanya sering telat makan bisa saja meningkatkan risiko terkena kerontokan rambuut. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi makanan dengan cukup. Kondisi ini tentu akan membuat rambut dan akarnya menjadi semakin lemah dan rapuh sehingga mudah untuk mengalami kerontokan.

3. Bisa mempengaruhi fungsi otak

Telat makan akan membuat otak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Alhasil, kita pun akan kesulitan untuk menjalankan beberapa fungsi layaknya berpikir jernih, berkonsentrasi, mendapatkan ide-ide baru, mempelajari hal-hal baru, hingga mengingat sesuatu.

Singkat kata, dengan fungsi otak semakin menurun, maka aktivitas sehari-hari juga akan menjdi semakin lambat dan tidak bisa dilakukan dengan maksimal.

4. Bisa memicu kegemukan

Siapa bilang telat makan bisa membuat berat badan turun? Dalam realitanya, sering telat makan justru akan meningkatkan risiko mengalami kenaikan berat badan atau obesitas. Fakta ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan para ahli dari Brigham and Women’s Hospital, Tufts University, serta University of Murcia, Spanyol.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa mereka yang terbiasa telat makan cenderung memiliki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang rutin makan dengan teratur. Mereka yang menjalankan program diet namun sering telat makan juga cenderung sulit untuk berhasil menjalankan programnya.

5. Bisa meningkatkan risiko terkena kanker

Pakar kesehatan Manolils Kogevinas dari Barcelona Institute for Global Health menyebut kebiasaan telat makan, khususnya makan malam di waktu yang cukup larut, tepatnya lebih dari pukul 22.00 akan meningkatkan risiko terkena kanker dengan signifikan.

6. Bisa membuat tubuh mudah sakit

Tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi yang baik akibat sering telat makan akan mengalami penurunan daya tahan dan sistem kekebalan dengan signifikan. Hal ini tentu akan berimbas pada meningkatnya risiko mudah sakit.

7. Bisa meningkatkan risiko terkena sindrom iritasi usus

Pakar kesehatan menyebut makan teratur akan membuat pencernaan menjadi semakin sehat. Jika kita justru terbiasa untuk telat makan atau makan dengan sembarangan, maka risiko untuk mengalami gangguan pencernaan layaknya sindrom iritasi usus akan meningkat dengan signifikan.

Gejala dari masalah kesehatan ini bisa berupa nyeri pada perut, sensasi tidak nyaman dan kembung pada lembung, diare, atau bahkan sembelit.

8. Gangguan metabolisme

Sering telat makan akan membuat sistem metabolisme tubuh akan semakin melambat. Proses pembakaran lemak dan pengubahan makanan menjadi energi tubuh juga akan terganggu. Dampaknya tak hanya berupa berat badan yang terus naik, namun juga tubuh yang kurang bertenaga.