Sabtu, 03 Agustus 2019 01:00

Bukan Sekadar Pergerakan Lempeng Bumi, Ini Makna di Balik Gempa

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Peta Lempeng Indo-Australia
Peta Lempeng Indo-Australia

Gempa bukan fenomena alam baru. Sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sudah terjadi.

RAKYATKU.COM - Gempa bukan fenomena alam baru. Sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sudah terjadi.

Sejak itu pula terungkap bahwa gempa bukan fenomena alam biasa. Bukan sekadar pergeseran lempeng bumi.

Direktur Markaz Imam Malik (MIM) Makassar, Ustaz Harman Tajang Lc MHI mengutip sebuah hadis yang menjelaskan makna di balik gempa.

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya seseorang masuk menemui Aisyah radhiallahu ‘anha- bersama seorang lelaki dan bertanya kepada Aisyah.

"Wahai ibunda kaum mukminin, ceritakan kepada kami tentang gempa."

Aisyah menjawab "Jika zina mulai dilegalkan, minuman keras dikonsumsi, dan mereka memainkan nyanyian (musik), maka Allah yang di langit akan murka dan berkata pada bumi-Nya 'guncangkan mereka, sampai mereka bertaubat dan berhenti. Jika tidak, hancurkan dan binasakanlah'."

Dia berkata, saya bertanya, "Wahai Ummul Mukminin, Apakah itu azab untuk mereka?"

Beliau menjawab, "Justru itu merupakan peringatan, rahmat dan keberkahan buat orang yang beriman, hukuman, azab dan kemurkaan buat orang-orang kafir"

Pemicu Gempa

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan pusat gempa bumi ini berada di laut.

"Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat, dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur kuarter. Batuan berumur kuarter serta batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak dapat bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8/2019). 

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kata Kasbani, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. 

BMKG mengeluarkan peringatan tsunami untuk gempa bumi ini dengan status siaga di Pandeglang Selatan dan pesisir selatan Lampung, waspada di Pandeglang Utara, Lebak, pesisir Lampung bagian barat, dan pesisir Bengkulu.

"Guncangan gempa bumi terasa dengan intensitas III-IV MMI di Pandeglang dan pesisir selatan Lampung, II-III MMI di Jakarta, Bandung, Depok hingga Yogyakarta," jelasnya. 
"Pos PGA G. Anak Krakatau di Pasauran di sekitar Pantai Carita dilaporkan tidak ada kerusakan, dan gempa bumi terasa pada skala II-III MMI. Penduduk sekitar mengungsi ke arah bukit/menjauhi pantai. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," ujarnya. 

PVMBG mencatat, berdasar data Unites States Geological Survey (USGS), gempa itu berkekuatan magnitudo 6,8. 

Adapun pusat gempa versi data USGS ada di kedalaman 42,8 km serta pada koordinat 104.806° BT dan 7.29° LS.