Sabtu, 27 Juli 2019 09:52

Korut Mungkin Sudah Buat 12 Senjata Nuklir Sejak KTT Trump-Kim Pertama

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kim Jong Un dan Donald Trump bertemu di DMZ
Kim Jong Un dan Donald Trump bertemu di DMZ

Korea Utara mungkin telah menghasilkan 12 senjata nuklir sejak pertemuan pertama antara Donald Trump dan Kim Jong di Singapura, Juni tahun lalu.

RAKYATKU.COM - Korea Utara mungkin telah menghasilkan 12 senjata nuklir sejak pertemuan pertama antara Donald Trump dan Kim Jong di Singapura, Juni tahun lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA), seperti dilaporkan The Wall Street Journal (WJS) pada hari Kamis.

Laporan itu mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan dari analis keamanan, Korea Utara bisa saja sudah memiliki antara 20 hingga 60 bom nuklir.

Dikatakan juga bahwa aktivitas di fasilitas senjata Korea Utara menunjukkan bahwa rezim Kim terus membuat bahan fisil dan rudal balistik antarbenua.

Sementara itu, komentar terpisah dari Jenny Town of the Stimson Center, sebuah think tank keamanan mengatakan bahwa produksi senjata semacam itu diindikasikan dari pengiriman kontainer, truk, dan material di fasilitas Korea Utara.

Namun, menurut The Hill, DIA membantah telah "mengeluarkan perkiraan" tentang senjata nuklir kepada WJS.

Laporan itu muncul setelah Korea Utara meluncurkan dua proyektil jarak pendek Kamis pagi.

Trump sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa Korea Utara tidak akan melakukan uji coba senjata roket dan nuklir.

"Salah satu hal, yang penting, yang dijanjikan oleh Ketua Kim kepada saya tadi malam adalah, bagaimanapun, dia tidak akan melakukan pengujian roket dan nuklir," kata Trump pada bulan Februari setelah pertemuan puncak kedua dengan Kim di Vietnam.

“Dia tidak akan melakukan pengujian. Jadi saya percaya padanya... Saya harap itu benar. "

Pada bulan Mei presiden Trump juga menulis di Twitter bahwa ia memiliki "keyakinan jika Ketua Kim akan menepati janjinya kepada saya."

Pada hari Jumat (26/07/2019) Trump mengatakan dia tidak khawatir dengan uji coba rudal terbaru Korea Utara dan hanya menganggap itu proyektil "jarak pendek".