RAKYATKU.COM - Rihana Oksana Veovodina telah menantang mantan Raja Malaysia untuk melakukan tes DNA, setelah ia mengklaim bahwa putra mereka mungkin bukan anaknya.
Ratu kecantikan Rusia ini menikah dengan Sultan Muhammad V tahun lalu. Mereka sekarang telah dikaruniahi seorang anak berusia dua bulan, dan telah bercerai.
Sultan juga dikabarkan telah mencabut hak waris anak mereka, Leon, karena meragukan asal usul bayi itu.
"Belum ada bukti objektif mengenai ayah biologis anak itu," kata pengacara Sultan, Koh kepada sebuah surat kabar Singapura.
Tetapi Oksana menekankan bahwa anaknya adalah keturunan Sultan, dan bahwa mereka memiliki kemiripan.
Oksana, yang sekarang tinggal bersama anaknya di sebuah rumah pedesaan di dekat Moskow, telah menuntut permintaan maaf publik dari mantan raja.
“Kami sangat menyesal bahwa bangsawannya, meskipun mantan, Yang Mulia memilih pengacara yang banyak bicara dan tidak profesional," kata teman dekat oksana, Liliya Nastaeva.
"Semua orang yang dekat dengan Oksana, orang tuanya, teman, dan keluarga sedang menunggu permintaan maaf publik darinya."
"Dan jika dia memiliki beberapa kecurigaan, maka dia dapat melakukan tes DNA. Oksana siap untuk ini. Saya dapat memberitahu Anda karena saya adalah teman terdekatnya."
Ditanya apakah Sultan telah melihat anak itu, Liliya menjawab: "Saya kira saya tidak bisa membicarakannya."
Pasangan itu menikah dalam upacara Islam pada 7 Juni tahun lalu, ketika Muhammad V masih memerintah sebagai Raja Malaysia.
Resepsi dilakukan pada bulan November 2018 di Moskow, yang detailnya bocor ke media.
Namun kekhawatiran mulai tumbuh di Malaysia setelah muncul laporan tentang masa lalu Oksana, termasuk penampilan reality show Rusia di mana ia dilaporkan difilmkan berhubungan seks di kolam renang.
Koleksi gambar-gambar cabulnya juga mulai beredar, memicu ketidakpuasan di Malaysia.
Karena menghadapi tekanan yang semakin besar, Sultan Muhammad V secara dramatis menyerahkan tahtanya pada Januari tahun ini.
Pengunduran diri ini adalah yang pertama di Malaysia sejak kemerdekaannya dari pemerintahan Inggris pada tahun 1957.