RAKYATKU.COM - Banyak umat Islam yang menyepelekan hafalan Alquran. Lebih disibukkan urusan dunia dibandingkan ibadah yang sebenarnya menjadi inti dalam kehidupan ini.
Dalam salah satu hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, disebutkan bahwa derajat penghuni surga kelak bergantung pada tingkat hafalan Alqurannya.
"Akan dikatakan kepada shahibul Quran (di akhirat): bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
Ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud "bacalah" adalah hafalan Alquran seseorang. Semakin banyak hafalannya, maka akan semakin tinggi derajatnya dalam surga kelak. Apalagi bila mampu menghafal 30 juz Alquran.
Persoalannya, banyak orang yang telah bersusah payah menghafal Alquran. Namun, dengan mudahnya hafalan itu hilang sedikit demi sedikit. Bagaimana agar tidak mudah hilang?
Dalam hadis sahih, Rasululullah bersabda, "Jika seseorang shahibul Quran membaca Alquran di malam hari dan di siang hari ia akan mengingatnya. Jika ia tidak melakukan demikian, ia pasti akan melupakannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis lainnya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, "Permisalan Shahibul Quran itu seperti unta yang diikat. Jika ia diikat, maka ia akan menetap. Namun jika ikatannya dilepaskan, maka ia akan pergi." (HR. Muslim 789)
Al Qurthubi menyatakan, "Hal pertama yang mesti dilakukan oleh shahibul Quran adalah mengikhlaskan niatnya dalam mempelajari Alquran, yaitu hanya karena Allah ‘Azza wa Jalla semata. Hendaknya ia mencurahkan jiwanya untuk mempelajari Alquran baik malam maupun siang hari, dalam salat maupun di luar salat, agar ia tidak lupa." (Tafsir Al Qurthubi, 1/20).
Hal itu sejalan dengan firman Allah Ta'ala dalam Alquran Surat Al Muzammil, "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan (Qur’an) di waktu itu lebih kuat masuk hati." (QS. Al Muzammil: 6)
Hadis di atas tidak membatasi membaca Quran dan muraja’ah hafalan Alquran hanya malam dan siang saja. Itu sekadar irsyad atau bimbingan dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam agar senantiasa melakukannya.
Hadits riwayat Muslim di atas menunjukkan bahwa semakin sering membaca dan muraja’ah itu semakin baik dan semakin mengikat hafalan Alquran. Dan pemilihan waktunya disesuaikan apa yang mudah bagi masing-masing orang.
Agar lebih lengkap, silakan lihat penjelasan Syekh Dr Nashir bin Sulaiman saat hadir di Masjid Anas bin Malik, kampus STIBA Makassar beberapa waktu lalu.