RAKYATKU.COM - Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa negaranya harus memproduksi rudal untuk tujuan pertahanan.
Dalam postingan di Twitter pada hari Rabu, Javad Zarif mengatakan bahwa program rudal Iran tumbuh dari perang 1980-1988 melawan Irak Saddam Hussein.
"Selama 8 tahun, Saddam menghujani kota-kota kami dengan rudal & bom yang disediakan oleh Timur & Barat," tulis Zarif.
"Sementara itu, tidak ada yang menjual alat pertahanan apa pun ke Iran. Kami tidak punya pilihan selain membangun sendiri. Sekarang mereka mengeluh."
"Alih-alih mengatasi masalah ini, AS harus mengakhiri penjualan senjata ke reinkarnasi Saddam," kata Zarif.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat tajam sejak Presiden AS secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan nuklir 2015, dan menerapkan kembali sanksi terhadap Ira.
Amerika juga telah mengirim ribuan pasukan tambahan, sebuah kapal induk, pembom B-52 berkemampuan nuklir, dan jet tempur canggih ke Timur Tengah, di tengah ancaman dari Iran.
Kekhawatiran akan konflik juga telah meningkat setelah ledakan kapal tanker minyak misterius di dekat Selat Hormuz, serangan oleh pemberontak yang didukung Iran di Yaman dan penembakan Iran terhadap pesawat militer AS dalam beberapa bulan terakhir.
Baru-baru ini, otoritas Inggris mencegat supertanker Iran Grace 1, yang membawa 2,1 juta barel minyak mentah.
Mereka percaya itu melanggar sanksi Uni Eropa karena akan dikirim ke Suriah. Pihak berwenang Spanyol mengatakan penyitaan itu datang atas permintaan Amerika Serikat.