Rabu, 17 Juli 2019 16:29

Bagaimana Stres Mempengaruhi Pria dan Cara Mengatasinya

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

lebih banyak pria mendapatkan penyakit yang berhubungan dengan stres seperti penyakit kardiovaskular dan beberapa kanker.

RAKYATKU.COM - Siapapun bisa mengalami stres, baik pria maupun wanita. Namun, reaksi mereka dalam menghadapinya bisa berbeda.

Menurut Robert-Paul Juster, seorang peneliti di Pusat Studi untuk Stres Manusia di Montreal, pria tidak menunjukkan kapan mereka tertekan seperti wanita.

Menurut Juster, ketika tertekan, wanita akan merasa kesal dan menunjukkannya. Sementara itu, pria tidak akan menunjukkan perasaannya, tetapi di dalam dirinya, hormon yang diaktifkan oleh stres justru meningkat lebih tinggi daripada wanita.

"Pria mati lebih cepat dari wanita, dan stres bisa menjadi salah satu alasannya," kata Juster.

Selain itu, Juster mengatakan bahwa lebih banyak pria mendapatkan penyakit yang berhubungan dengan stres seperti penyakit kardiovaskular dan beberapa kanker.

Lantas bagaimana pria mengeluarkan stresnya? Ahli mengatakan bahwa pria mungkin akan mengomel ketika mengemudi atau berteriak saat menonton TV.

Dan dalam situasi yang lebih mengerikan, kemarahan itu bisa berubah menjadi kekerasan.

"Kemarahan adalah satu-satunya emosi yang dapat diakses oleh banyak pria untuk membantu mereka mengatasi pikiran dan perasaan yang tidak nyaman," kata Wesley Moore, psikoterapis di Kanada, dikutip dari Health Line.

Cara lainnya adalah tenggelam dalam video game, atau minum dengan teman.

Jadi, apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu? Sayangnya banyak masalah penyebab stres tidak bisa diselesaikan dengan mudah.

Moore mengatakan, pria perlu bersabar dan berusaha mengubah persepsi mereka sendiri ketika mereka tidak dapat mengubah situasi.

Berbicara dengan orang lain dapat membantu, serta harus keluar dari perilaku yang berpotensi pasif atau agresif.

Selain itu, disarankan untuk melakukan olahraga. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang rutin berolahraga memiliki kesehatan mental dan kontrol stres yang lebih baik.

Tetapi jika stresnya memburuk, atau jika ia menunjukkan tanda-tanda depresi atau bahkan berpikir untuk bunuh diri, ia perlu berbicara dengan seorang ahli terapis.