Selasa, 16 Juli 2019 13:32

Respek, Kurir Berkaki Satu Antar Pesanan Konsumen dengan Naik Tangga ke Lantai 14

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Penyandang disabilitas yang bekerja sebagai kurir, menaiki tangga karena lift rusak.
Penyandang disabilitas yang bekerja sebagai kurir, menaiki tangga karena lift rusak.

Dengan kenyamanan yang diberikan oleh aplikasi Internet dan smartphone, kita sekarang melakukan banyak hal di rumah, heck, beberapa dari kita bahkan bekerja di rumah.

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Dengan kenyamanan yang diberikan oleh aplikasi Internet dan smartphone, kita sekarang melakukan banyak hal di rumah, heck, beberapa dari kita bahkan bekerja di rumah.

Seorang konsumen yang lapar (Baliami Conmigo) ini, merasa agak malas untuk pergi dan mendapatkan makanan, jadi dia hanya memesan 2 potong ayam goreng dari layanan pengiriman makanan, seperti yang dibagikan dalam posting Facebook yang sekarang viral.

Setelah melakukan pemesanan, kurir pengiriman menelepon Tuan Baliami dan menanyakan di lantai berapa dia menginap, karena ada masalah dengan lift. 

Kurir saat itu berada di lantai 13, sedangkan Pak Baliami tinggal di lantai 14.

Ketika kurir mencapai ambang pintu, Pak Baliami sangat terkejut melihat bahwa sang kurir hanya memiliki 1 kaki dan menggunakan tongkat ketiak sepanjang waktu. 

Dia menulis di postingan, "Jadi, pengendara itu tiba di depan kamar saya, dan saya terkejut dengan keterbatasannya, dan semuanya demi mengantarkan dua potong ayam."

Kurir itu kemudian meminta maaf sebesar-besarnya karena dia sedikit terlambat. Pak Baliami, diliputi rasa kasihan, kemudian menyerahkan pembayaran kepada kurir dan memberinya sejumlah uang tunai sebagai tip. 

Kurir kemudian memberi tahu Baliami bahwa tipnya terlalu banyak, tetapi terpaksa menerimanya.

Baliami menutup postingan dengan mengirimkan kita semua pesan yang mengatakan, “Ada banyak orang di luar sana yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka. Orang-orang dengan kebutuhan khusus bahkan lebih kuat dari kita, sementara kita masih pemilih dan malas. Bukankah kita semua malu akan diri kita sendiri?”