Rabu, 10 Juli 2019 08:29

Putri Raja Salman Diadili di Paris Atas Kasus Kekerasan

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
AFP
AFP

Puteri Hassa bint Salman, saudara perempuan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menghadapi tuduhan keterlibatan dalam kekerasan dengan senjata dan keterlibatan untuk menculik.

RAKYATKU.COM - Seorang putri Arab Saudi diadili di Paris secara in absentia karena dituduh memerintahkan pengawalnya untuk menyerang seorang tenaga kerja dari Mesir.

Puteri Hassa bint Salman, saudara perempuan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menghadapi tuduhan keterlibatan dalam kekerasan dengan senjata dan keterlibatan untuk menculik.

Pengawalnya, Rani Saïdi, yang memaksa seorang pria mencium kakinya sebagai bagian dari serangan 2016, juga diadili.

Namun, baik Putri Hassa maupun pengawalnya membantah melakukan kesalahan.

Timnya mengatakan dia adalah korban dari tuduhan palsu.

"Sang putri adalah wanita yang peduli, rendah hati, mudah didekati dan berbudaya," kata pengacaranya Emmanuel Moyne kepada kantor berita Reuters sebelum persidangan dimulai.

AFP melaporkan bahwa sang putri dan penuduhnya tidak menghadiri pengadilan pada hari Selasa. Tetapi Rani Saïdi, ada di sana, dikelilingi oleh keluarganya.

Apa tuduhannya?
Tenaga kerja daru Mesir, Ashraf Eid mengatakan kepada polisi bahwa pada September 2016, ia bekerja di apartemen raja Saudi di Avenue Foch eksklusif di Paris.

Sebelum dia mulai pekerjaannya, dia mengambil gambar kamar mandi menggunakan ponselnya. Alasannya adalah agar ia dapat mengingat di mana barang-barang diletakkan.

Namun, sang putri curiga dia ingin menjual gambar yang diambilnya dan memanggil pengawal.

Moyne mengatakan hukum Saudi "melarang pengambilan gambar putri".

Menurut laporan media prancis, pekerja itu menuduh sang putri berkata: "Anjing ini harus dibunuh, dia tidak layak hidup. Anda akan melihat bagaimana Anda berbicara dengan seorang putri, bagaimana Anda berbicara dengan keluarga kerajaan."

Eid mengatakan kepada polisi bahwa pengawal memukulinya, mengikat tangannya dan memaksanya untuk mencium kaki sang putri.

Eid kemudian dibebaskan, dan ponselnya dihancurkan. Dia mengatakan bahwa pengalaman itu membuatnya takut.

Namun pengacara sang putri dan pengawalnya membantah itu, dan bahwa beberapa hari kemudian Eid kembali dengan faktur senilai €21.000.

Putri Hassa meninggalkan Prancis tidak lama setelah insiden itu. Seorang hakim kemudian mengeluarkan surat perintah penangkapan, dan itu membuatnya tetap tinggal di Arab Saudi.

Moyne mengatakan sang pitri telah menawarkan untuk tampil di pengadilan melalui Skype dari rumahnya di Timur Tengah.