RAKYATKU.COM - Masih ingat peristiwa ustaz yang tumpahkan minuman keras di depan penjualnya di Pantai Bira, Bulukumba? Ternyata ada temuan mengejutkan dari peneliti Amerika Serikat.
Dalam video yang sempat viral itu, Ustaz Muhammad Ikhwan Jalil Lc MHI menumpahkan miras dalam botol di Bira. Peristiwa itu terjadi Kamis (27/6/2019).
Ustaz Ikhwan yang juga sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel saat itu sedang berwisata bersama keluarganya. Tiba-tiba anggota keluarga melihat ada miras dijual di dekat tempat mereka istirahat.
Dia lalu berbincang-bincang dengan perempuan yang menjual miras tersebut. Ustaz Ikhwan sekaligus menasihatinya bahwa kenikmatan hidup di dunia bukan karena banyaknya uang, melainkan keberkahan rezeki.
Perempuan pemilik kios itu akhirnya berjanji tidak akan menjual miras lagi setelah stok mirasnya habis. "Kalau begitu, kasih habis memangmi sekarang, Bu," kata ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah itu.
Ustaz Ikhwan membeli seluruh stok miras tersebut. Dia mengeluarkan uang pribadi sekitar Rp500 ribu. Setelah dibeli, miras-miras itu ditumpahkan dari botolnya di depan kios dan disaksikan pemiliknya.
Aksi Ustaz Ikhwan itu cukup beralasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak minuman beralkohol cukup fatal. Bukan hanya bagi orang yang meminumnya, tetapi juga terhadap orang lain.
Studi menemukan, satu dari lima orang dewasa di Amerika Serikat mengalami dampak buruk akibat perilaku mabuk orang lain.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Studies on Alcohol and Drugs memperkirakan, 53 juta orang dewasa mengalami dampak buruk yang disebabkan oleh orang lain yang mabuk pada tahun 2015. Dampak buruk itu dapat berupa cedera fisik hingga kerusakan properti.
"Satu hal yang perlu dipikirkan dengan angka satu-dalam-lima itu hanya terbatas dalam waktu sekitar satu tahun. Jadi, mungkin lebih banyak orang yang benar-benar dirugikan oleh kebiasaan mabuk orang lain di waktu lain dalam hidup mereka," kata peneliti Katherine Karriker-Jaffe, dikutip dari CNN.
Studi melibatkan analisis data dari 8.750 orang dewasa berdasarkan data dari National Alcohol's Harm to Others Survey dan National Alcohol Survey pada 2015.
Setiap orang dewasa ditanya apakah mereka pernah mengalami salah satu dari 10 jenis dampak buruk dalam 12 bulan terakhir yang disebabkan oleh orang mabuk.
Dampak buruk itu di antaranya; merasa terancam atau takut; memiliki barang-barang yang hancur; properti dirusak; didorong, dipukul atau diserang; secara fisik dirugikan; kecelakaan lalu lintas; menjadi penumpang dalam kendaraan dengan pengemudi mabuk; memiliki masalah keluarga atau perkawinan; dan mengalami kesulitan keuangan.
Peneliti menemukan, 21 persen perempuan dan 23 persen laki-laki dalam penelitian itu melaporkan mengalami setidaknya satu dari bahaya tersebut dalam setahun terakhir. Jenis dampak buruk yang paling banyak adalah kekerasan fisik.
"Bagi perempuan, yang paling umum adalah masalah keluarga dan perkawinan atau masalah keuangan," ucap Karriker-Jaffe yang berasal dari Public Health Institute, California.
Secara keseluruhan, perempuan lebih cenderung melaporkan bahaya dari pasangan atau anggota keluarga yang mabuk. Sedangkan laki-laki lebih mungkin melaporkan bahaya dari orang asing.
Tren Mabuk Dunia
Studi internasional dari Global Drug Survey 2019 menunjukkan bahwa orang Inggris mabuk lebih banyak dari warga negara lainnya di dunia.
Pendiri Global Drug Survey, psikiater Adam Winstock mengatakan, orang Inggris mengonsumsi alkohol terlalu banyak dan sering sepanjang hari. Mereka bahkan menjadikan mabuk sebagai alasan untuk keluar di malam hari.
Penelitian ini menganalisis data hasil wawancara lebih dari 123 ribu orang dari 30 negara di dunia. Hasilnya, rata-rata orang mabuk 33 kali dalam 12 bulan sebelumnya.
Orang Inggris mabuk paling banyak dengan total 51 kali dalam setahun terakhir. Diikuti dengan Amerika Serikat 50 kali, Kanada 48 kali, dan Australia 47 kali dalam satu tahun terakhir. Di tempat kelima ada Denmark dengan 42 kali, disusul India dan Irlandia dengan 41 kali.
Sementara negara yang paling sedikit mabuk dalam setahun terakhir adalah Chili dengan 16 kali, Portugal 20 kali, Jerman 21 kali, dan Kolombia 22 kali.
Temuan lainnya yang juga menarik adalah sebanyak 38 responden menyatakan bahwa mereka ingin minum lebih sedikit pada tahun depan.
Winstock menyarankan agar setiap orang dapat mencari cara bersenang-senang yang lebih sehat ketimbang mabuk. Pasalnya, mabuk dan konsumsi alkohol tak baik untuk kesehatan.