Kamis, 04 Juli 2019 10:10

Iran Ancam Akan Mulai Kembali Reaktor Nuklirnya Dalam 3 Hari

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden Iran Hassan Rouhani
Presiden Iran Hassan Rouhani

Iran mengancam akan memulai kembali reaktor air beratnya yang "berbahaya" dalam tiga hari.

RAKYATKU.COM - Iran mengancam akan memulai kembali reaktor air beratnya yang "berbahaya" dalam tiga hari.

Namun, rencana itu tidak dilaksanakan jika negara-negara yang bertanda-tangan dalam perjanjian nuklir 2015, melindungi perdagangan Iran.

Sesuai dengan perjanjian nuklir, Iran diharuskan mengabaikan inti reaktornya dan mengisinya dengan semen pada Januari 2016.

"Mulai 7 Juli dan seterusnya, jika Anda tidak mengoperasikan semua komitmen yang Anda berikan kepada kami, kami akan mengembalikan reaktor Arak ke kondisi sebelumnya," kata Presiden Hassan Rouhani, Rabu (03/07/2019).

Dia memperingatkan bahwa reaktor nuklirnya bisa menghasilkan plutonium.

"Kami akan kembali ke sana kecuali Anda mengambil tindakan sehubungan dengan semua komitmen Anda tentang Arak," tambahnya.

Namun, Rouhani tetap membuka pintu untuk negosiasi. Dia mengatakan, Iran akan kembali mengurangi persediaan uraniumnya yang diperkaya di bawah batas 300 kg yang ditetapkan oleh perjanjian nuklir, jika penandatangan (Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China) menghormati janji mereka.

Sebaliknya, dia juga mengancam pengayaan uranium lebih lanjut jika mereka tidak bertindak.

"Pada 7 Juli, tingkat pengayaan kami tidak akan lagi menjadi 3,67 persen. Kami akan mengesampingkan komitmen ini. Kami akan meningkatkan melampaui 3,67 persen menjadi sebanyak yang kami inginkan, sebanyak yang diperlukan, sebanyak yang kami butuhkan," kata Rouhani. 

Ketegangan meningkat antara Washington dan Teheran sejak Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

AS telah mengangkut kapal induk, pembom B-52, dan pesawat tempur F-22 ke wilayah Teluk, dan menuduh orang-orang Iran "bermain api".

Sementara itu, negara-negara Eropa telah memperingatkan Iran agar tidak memenuhi ancamannya untuk melanjutkan program nuklirnya.

"Iran tidak akan memperoleh apa-apa dengan menyimpang dari ketentuan-ketentuan perjanjian," demikian pernyataan dari kementerian luar negeri Perancis.

"Itu hanya akan meningkatkan ketegangan yang telah meningkat di kawasan itu."

Sebagai solusi terbaik, Rouhani mendesak Eropa dan Amerika Serikat kembali ke meja perundingan.

"Kembali ke pemahaman, untuk menghormati hukum dan resolusi Dewan Keamanan PBB," katanya. "Dalam kondisi seperti itu, kita semua dapat mematuhi perjanjian nuklir."