RAKYATKU.COM - Dewi Praswida, gadis kelahiran Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus.
Perempuan berhijab itu bertemu, bersalaman, hingga berdialog dengan salah satu tokoh berpengaruh di dunia, terutama bagi umat Katolik.
“Kesannya luar biasa. Saya hanya orang kampung dan bukan siapa-siapa, tapi bertemu dan berjabat tangan dengan pemimpin umat Katolik Roma seluruh dunia. Jangankan ketemu Paus, mimpi ke Vatikan saja tidak,” kata mahasiswa Pascasarjana Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, itu, Selasa (2/7/2019).
Perempuan dengan nama lengkap Dewi Kartika Maharani Praswida ini mengatakan, kesempatan bertemu Paus adalah yang kedua kali dalam hidupnya. Pertemuan pertama terjadi pada Maret 2018 saat acara pre sinode meeting orang muda seluruh dunia di Vatikan, Roma.
Pada pertemuan pertama, Dewi mengaku bangga dapat melihat Paus secara langsung. Sayangnya, ia tidak mempunyai dokumentasi foto ataupun video kala itu.
Pada pertemuan kedua, kesempatan itu tidak lagi disia-siakan. Begitu mendapat kesempatan untuk kembali ke Vatikan atas rekomendasi Keuskupan Agung Semarang, ia mempersiapkan segala hal, terutama bahasa.
“Pertemuan kedua (dengan Paus) hari Rabu, tanggal 26 Juni 2019, di St Peter Square, Vatikan, Roma, Italia. Pertemuan itu terjadi saat studi saya berakhir,” bebernya dikutip laman Kompas.
Saat bertemu kedua kali, Dewi mengaku sangat bahagia. Ia mengaku hanya satu-satunya yang berkesempatan bersalaman dan diberi kesempatan memperkenalkan diri.
Dewi berkesempatan ke Vatikan untuk kedua kali setelah mendapat beasiswa dari Pemerintah Vatikan melalui Dewan Kepausan. Di sana, ia belajar dialog lintas agama di Roma dan Vatikan selama selama bulan.
“Saya saja yang salaman kala itu. Saya perkenalkan diri saya kepada Paus dan saya minta beliau doakan untuk saya dan untuk perdamaian dunia. Ini bukan kali pertama saya berjabat tangan dengan beliau, ini yang kedua,” katanya.
Di depan Paus, Dewi mengenalkan bahwa dia adalah Muslim dari Indonesia.
"Beliau (Paus) katakan iya dan akan mendoakan. Dalam perkenalan, saya katakan bahwa saya Muslim dari Indonesia,” ujarnya.
“Kesan bertemu kedua, saya lebih berbahagia lagi karena untuk kedua kali juga saya bisa sedikit menyampaikan sesuatu. Saya merasa mendapat berkah luar biasa ketika didoakan,” tambahnya.