RAKYATKU.COM - Sejumlah pria bersenjata menembaki konvoi menteri Lebanon di sebuah desa pegunungan di dekat Beirut. Dua pengawal dikabarkan tewas dan satu lainnya terluka.
Saleh al-Gharib, menteri negara bagian yang menangani masalah-masalah pengungsi, mengatakan bahwa dia diserang pada hari Minggu, ketika menuju ke desa pegunungan Qabr Shamoun.
"Apa yang terjadi adalah serangan bersenjata dan upaya pembunuhan yang jelas," kata al-Gharib dalam sebuah wawancara dengan TV al-Jadeed Libanon.
Gharib adalah anggota partai yang bersekutu dengan Hizbullah dan mendukung pemerintah Suriah. Dia juga memiliki hubungan dekat dengan pemimpin Druze pro-Suriah Talal Arslan.
"Meskipun terjadi pertumpahan darah, kami berusaha menenangkan situasi," kata al-Gharib kepada surat kabar Lebanon Annahar.
Kantor berita pemerintah Libanon NNA melaporkan bahwa kekerasan terjadi titik pemblokiran jalan oleh para pengikut Partai Sosialis Progresif Lebanon (PSP).
Mereka melakukannya untuk mencegah Menteri Luar Negeri Jubran Bassil, sekutu dari gerakan Hizbullah sekutu Suriah, mengunjungi daerah tersebut.
Ketika konvoi Al-Gharib mencoba untuk lewat, terjadi percekcokan dan disusul oleh penembakan antara kedua belah pihak.
Dalam sebuah pernyataan, PSP mengatakan bahwa pengawal Al-Gharib melepaskan tembakan "secara acak" pada sekelompok orang yang menutup jalan.
Dikatakan bahwa seorang pendukung PSP terluka dalam penembakan itu. Dan, orang lain yang memiliki senjata kemudian membalas dengan menembaki konvoi Al-Gharib, hingga menewaskan dua pengawalnya.
PSP dipimpin oleh Druze Walid Jumblatt. Seperti kebanyakan orang Lebanon, keluarga Druze terpecah belah karena perang di tetangganya di Suriah, beberapa mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan yang lainnya bersekutu dengan oposisi.
Presiden Libanon Michel Aoun telah menyerukan agar
Dewan Pertahanan Tinggi negara bertemu pada hari Senin untuk membahas insiden itu.