Minggu, 23 Juni 2019 17:34

Mengenal Sexsomnia, Gangguan Seks Tidur

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

Seks tidur dikenal dengan istilah sexsomnia. Ini sama dengan tidur berjalan, dan merupakan jenis parasomnia.

RAKYATKU.COM - Anda mungkin pernah mendengar tentang gangguan tidur seperti berjalan atau berbicara sambil tidur.

Lantas bagaimana dengan seks tidur? Mungkin terdengar sangat tidak mungkin, tapi beberapa orang benar-benar mengalaminya.

Gangguan tidur yang satu ini dikenal dengan istilah sexsomnia. Ini sama dengan tidur berjalan, dan merupakan jenis parasomnia.

Parasomnia terjadi ketika otak terjebak di antara tahap tidur. Fase di sela ini dapat membuat Anda bertindak seolah-olah Anda bangun padahal masih tidur.

Orang yang mengalami sexsomnia akan mengalami perilaku seksual terkait tidur. Perilaku ini berkisar dari masturbasi hingga hubungan seksual.

Gejala
Sexsomnia berbeda dari mimpi seks. Karena orang yang mengalami gangguan ini akan benar-benar terlibat dalam perilaku seksual saat tidur.

Orang dengan kondisi ini mungkin tidak tahu apa yang terjadi sampai orang lain memberitahunya.

Perilaku umum dengan sexsomnia meliputi:

  • Membelai atau mendorong foreplay dengan pasangan tidur
  • Menyodorkan panggul
  • Perilaku hubungan seksual
  • Onani
  • Hubungan seksual
  • Orgasme spontan

Jika orang tersebut tidak menyadari perilaku setelah mereka bangun, ini bisa menjadi tanda parasomnia.

Demikian juga, perubahan halus dalam perilaku seksual mungkin merupakan tanda gangguan tidur. Orang dengan sexsomnia mungkin lebih asertif selama episode tidur seks daripada yang seharusnya.

Penyebab
Tidak jelas apa yang menyebabkan beberapa orang mengembangkan sexsomnia, tetapi dokter mengetahui beberapa faktor yang dapat menyebabkannya. Ini termasuk:

  • Kurang tidur
  • Stres
  • Kegelisahan
  • Kelelahan
  • Obat-obatan tertentu
  • Minum alkohol
  • Menggunakan obat-obatan rekreasional
  • Pola tidur yang tidak teratur

Faktor risiko
Kondisi medis yang mendasarinya juga dapat memicu sexsomnia. Kondisi ini sering mengganggu tidur, termasuk:

  • Gangguan tidur simultan, termasuk tidur berbicara atau berjalan sambil tidur
  • Sindrom kaki gelisah
  • Sleep apnea
  • Epilepsi terkait tidur
  • Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
  • Cedera kepala
  • Migrain

Insidensi
Tidak jelas seberapa umum sexsomnia terjadi, tetapi itu dianggap jarang. Satu studi menemukan bahwa 8 persen orang di klinik gangguan tidur Kanada menunjukkan gejala sexsomnia.

Laki-laki hampir tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan ini dibandingkan perempuan. Wanita dengan sexsomnia lebih cenderung melakukan masturbasi.

Perlu diingat hasil studi hanya termasuk orang-orang di klinik gangguan tidur tertentu. Kondisi ini kemungkinan jauh lebih jarang terjadi pada populasi umum.