RAKYATKU.COM,JAKARTA - Mantan Danjen Kopassus, Letjen TNI (purn) Sutiyoso berterus terang. Dia mengaku sempat cemas dan mengungkap bahayanya perlakuan terhadap purnawirawan jenderal.
Sutiyoso yang mantan gubernur DKI Jakarta mengatakan, perlakuan terhadap pada jenderal-jenderal TNI itu bisa memicu kemarahan prajurit-prajurit di bawah.
"Kan ini bahaya," kata Bang Yos, sapaan akrabnya, seperti dikutip dari Republika.co.id.
Namun, dia sedikit lega setelah juniornya yang juga mantan Danjen Kopassus, Soenarko akhirnya dikabulkan penangguhan penahanannya. Dia dijamin seratusan purnawirawan jenderal. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut jadi penjamin.
Bang Yos tidak terlalu yakin purnawirawan jenderal terlibat makar. Apalagi, bisa kasusnya hanya kepemilikan senjata ilegal.
"Kita sudah mau mati bolak-balik di Timor Timur (Timor Leste), Papua, Aceh, terus tiba-tiba ada tuduhan mau makar dengan satu pucuk senjata kuno dari Aceh. Kan apa engggak gendeng itu," ujarnya.
Dia merasa tidak mungkin Soenarko melakukan makar. Selain jasa yang bersangkutan dalam mempertahankan Provinsi Aceh , juga karena alasan karakter yang bersangkutan.
"Kalau Narko itu, saya sebagai mantan komandannya, saya lihat sepertinya enggak masuk akal kalau Narko aneh-aneh. Dia termasuk perwira yang pendiam. Apalagi dia kan sedang kesusahan, anaknya lulusan AKABRI kan meninggal juga jatuh pesawatnya lagi tugas," ucapnya.
Soal kepemilikan senjata yang dipersoalkan, Bang Yos juga mengaku punya senjata. Namun, dia rutin mengurus izinnya. Soal senjata kuno yang dimiliki Soenarko, Bang Yos menduga lupa mengurus izinnya.
"Saya juga punya satu kuno tapi bisa apa senjata kayak gitu? Apa mau dibilang Bang Yos makar ada senjata di rumah gitu," ujarnya sambil tersenyum.
Mayjen TNI (purn) Soenarko ditangguhkan penahanannya pada Jumat (21/6/2019). Dia meninggalkan Rutan Guntur di Markas Pomdam Jaya setelah ditahan sejak 20 Mei 2019.
Bang Yos sempat mengungkap kasus penyerangan Lapas Cebongan Yogyakarta beberapa tahun lalu. Kasus itu melibatkan oknum anggota Kopassus hingga mengakibatkan enam orang tewas.
Penyerangan itu dilatarbelakangi pembunuhan satu anggota Kopassus di tempat hiburan malam yang diduga oleh enam orang tersebut.