RAKYATKU.COM - Seorang politisi oposisi, Mohammad Esmat telah ditahan di Sudan setelah bertemu dengan perdana menteri Ethiopia, kata partainya.
Mohammad Esmat adalah bagian dari delegasi yang mengadakan pembicaraan dengan Abiy Ahmed, yang terbang dari Addis Ababa pada hari Jumat.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang penangkapannya, dikutip dari Sky News, Minggu (9/6/2019).
Kunjungannya mengikuti kematian puluhan orang ketika pasukan menyerbu sebuah kamp protes pada hari Senin setelah demonstrasi panjang menentang kekuasaan militer.
Ababa mengadakan diskusi dengan Dewan Transisi Militer (TMC), dan aliansi Deklarasi Kebebasan dan Perubahan Pasukan (DFCF) aliansi.
Ketika ia mencoba menengahi, Ahmed mendesak kedua belah pihak untuk melakukan "keberanian" dalam menyelesaikan kebuntuan mereka.
Dia tiba di Sudan sehari setelah Uni Afrika - yang berbasis di Ethiopia - menangguhkan Sudan, mendukung tuntutan oposisi untuk pemerintahan sipil.
"Militer dan rakyat dan kekuatan politik perlu bertindak dengan keberanian dan tanggung jawab dalam mengambil langkah cepat ke masa transisi demokratis, rekonsiliasi kembali di negara itu," kata Ahmed dalam sebuah pernyataan.
Keterampilan diplomatiknya dipuji setelah dia menegosiasikan perdamaian dengan tetangga Ethiopia, Eritrea.
TMC mengambil alih setelah penguasa jangka panjang Sudan, Omar al Bashir, digulingkan oleh militer pada bulan April.
Diusulkan agar dewan berdaulat memimpin Sudan selama tiga tahun karena ia menganut pemerintahan sipil.
Tetapi ada kebuntuan yang terus-menerus dalam pembicaraan antara pemrotes dan militer.
Para demonstran menginginkan perwakilan militer terbatas pada dewan yang berdaulat, tetapi para jenderal menginginkan kontrol keseluruhan selama periode sementara.