RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Rombongan Wanara Nusantara menghadiri acara open house yang digelar oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur, Jalan Jendral Sudirman, Kamis (6/6/2019).
Inisiator Wanara Nusantara, Muh Sulaeman didampingi oleh Ketua Umum Wanara Sulsel Amrullah Ansar beserta rombongan disambut hangat oleh Nurdin Abdullah di Rumah Jabatannya.
Dalam silaturahmi itu, Gubernur menyampaikan pesan agar Wanara Nusantara mampu menjaga soliditas dan jiwa jorsa rimbawan agar bisa menjadi panutan bagi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat heterogen. Menurutnya, salah satu ciri khas rimbawan adalah kemampuannya bersahabat dan beradaptasi dengan alam dan lingkungan.
"Tentunya ini bisa menjadi modal dasar bagi para rimbawan untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang adaptif dan akomodatif di tengah-tengah masyarakat yang sangat dinamis," katanya.
Menanggapi dari Gubernur tersebut, Inisiator Wanara Nusantara, Muh Sulaeman mengatakan, setelah sukses mengantarkan Jokowi yang juga salah satu Rimbawan sebagai Presiden RI, Wanara Nusantara akan tetap mendukung kader-kader rimbawan yang siap mengabdi sebagai pemimpin nasional maupun pemimpin daerah.
Menurut Sulaeman yang juga merupakan kandidat Doktor dari University of Seoul, Korea Selatan, kondisi geografis Indonesia yang sangat kaya dengan sumberdaya alam. Namun rentan dengan bencana alam karena berada di “ring of fire” tentunya membutuhkan para pemimpin yang bukan sekadar paham, tapi mampu membangun hubungan dengan alam.
Hal ini telah dibuktikan oleh Jokowi yang sukses mengurangi kebakaran lahan gambut yang seolah-olah telah menjadi bencana rutin setiap tahun.
Hal serupa telah dilakukan juga oleh gubernur Sulsel sewaktu menjadi bupati di Bantaeng. Daerah yang selama ini menjadi langganan banjir, mampu beliau sulap menjadi daerah hijau yang tidak pernah terkena banjir lagi.
Ketua Umum Wanara Sulawesi Selatan, Amrullah Ansar menyampaikan kesiapannya bersinergi dengan Pemprov Sulsel. Di kesempatan itu, dibahas persoalan pembangunan kehutanan serta hutan lindung di Sulsel yang jadi sasaran konversi lahan.
"Konversi lahan jadi ancaman besar bagi keberlangsungan keragaman hayati di Sulsel. Alih fungsi lahan diantaranya pertambangan. Ini ancaman eksistensi lingkungan dan masyarakat. Kami juga siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan utamanya pada sektor kehutanan," ungkap Ulla, sapaan akrabnya
Di kesempatan itu pula Wanara yang merupakan komunitas rimbawan di Sulsel, membahas beberapa persoalan seperti illegal loging, illegal fishing serta pembuangan limbah hasil buangan tambang.