Sabtu, 01 Juni 2019 08:00

Melihat Salat Tarawih di Masjid 1.700 Meter di Bawah Permukaan Bumi

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Masjid Baabul Munawwar di kawasan tambang PT Freeport Indonesia. (FOTO: DOK INALUM)
Masjid Baabul Munawwar di kawasan tambang PT Freeport Indonesia. (FOTO: DOK INALUM)

Salat di pegunungan yang dingin mungkin terasa biasa saja. Bagaimana jika masjid itu berada dalam perut bumi pada kedalaman 1.700 di bawah permukaan tanah?

RAKYATKU.COM - Salat di pegunungan yang dingin mungkin terasa biasa saja. Bagaimana jika masjid itu berada dalam perut bumi pada kedalaman 1.700 di bawah permukaan tanah?

Pengalaman langka ini dirasakan karyawan PT Freeport Indonesia, Timika, Papua. Para pekerja tambang tersebut menunaikan salat tarawih di Masjid Baabul Munawwar.

Masjid berada pada kedalaman 1.700 meter dari permukaan bumi. Masjid yang berlokasi di Tembagapura, Timika, Papua itu diresmikan pada Juni 2016. 

Manajemen PT Freeport Indonesia sengaja membangun tempat ibadah di perut bumi agar para karyawan bisa menunaikan salat lima waktu berjemaah.

Para pekerja yang berada di salah satu lokasi tambang terbesar di Indonesia itu juga biasa berbuka puasa bersama di masjid tersebut. Buka puasa bersama dilakukan setiap hari Jumat.

Salah seorang karyawan PT Freeport Indonesia yang sekaligus pengurus Masjid Baabul Munawwar, Budi Sutrisna menceritakan pengalaman langka tersebut.

Budi sehari-hari bertugas sebagai general foreman di Deep Mill Level Zone (DMLZ) atau tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.

Karyawan yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid Baabul Munawwar kebanyakan berasal dari bagian operasional tambang bawah tanah seperti bagian mekanik, konstruksi, operator, elektrik, dan instrument. 

Saat berbuka puasa, para pekerja menghentikan pekerjaannya sejenak untuk membatalkan puasa, sekaligus menunaikan ibadah salat magrib. 

Setelah itu, mereka kembali ke pos masing-masing untuk kemudian berkumpul kembali di masjid dan menunaikan salat isya serta tarawih.

Di antara salat magrib dan isya, para karyawan biasanya mengikuti safety meeting di bagiannya masing-masing. Pertemuan ini digelar untuk mengingatkan para pekerja tentang keselamatan kerja.  

“Bagaimanapun juga keselamatan kerja merupakan prioritas utama,” kata Budi seperti dikutip dari Kompas.com.

Setelah mereka selesai pembagian tugas, sekitar kurang lebih setengah jam, mereka kembali ke masjid untuk melaksanakan salat isya secara berjemaah dan dilanjutkan tarawih.

"Setelah itu mereka kembali ke pekerjaannya masing-masing, melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya," tutur Budi.

Khusus di hari Jumat, karyawan muslim akan mendapatkan menu berbuka yang berbeda dari biasanya. 

Selain itu, pihak pengurus masjid juga mendatangkan ustaz dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk menjadi imam dan menyampaikan tausiah.

"Alhamdulillah, mereka cukup gembira, cukup ramai, dan akan menyambut positif dari kegiatan ini," kata dia. 

Vice President, Coorporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, manajemen perusahaan mendirikan Masjid Baabul Munawwar sebagai bentuk komitmen perusahaan atas aktivitas beragama karyawan.

Dengan jumlah karyawan lebih dari 28.000 orang, PT Freeport Indonesia menjadi rumah bagi banyak individu dengan keyakinan yang berbeda. 

"Karena itulah pada bulan yang suci ini, kami juga memastikan para karyawan kami yang beragama muslim untuk dapat menjalankan ibadah dengan maksimal," ujar Riza.

Selain masjid, PT Freeport juga menyediakan fasilitas gereja bagi karyawan yang beragama kristen dan katolik. Uniknya, Gereja Oikumene Soteria terletak secara berdampingan dengan Masjid Baabul Munawwar. 

Pada 2017 lalu, kedua rumah ibadah tersebut mendapatkan piagam rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai masjid dan gereja terdalam di Indonesia, bahkan di dunia.