Rabu, 22 Mei 2019 09:51

Tertembus Peluru dari Dada ke Belakang, Farhan Syafero Tewas

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kericuhan di Tanah Abang.
Kericuhan di Tanah Abang.

Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, nyawa Farhan Syafero (30) tak tertolong.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, nyawa Farhan Syafero (30) tak tertolong.

Warga Kampung Rawakalong, Kelurahan Grogol, Kota Depok itu, tewas setelah tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang, dalam kericuhan unjuk rasa malam tadi yang berlanjut hingga dini hari. 

Sebuah peluru melubangi dadanya, tembus ke belakang.

Direktur RS Budi Kemuliaan Fahrul W Arbi, seperti dilansir dari CNN mengatakan, saat ini korban tewas tersebut sudah dibawa ke RSCM Cipto Mangunkusumo.

"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke RSCM Cipto," ujar Fahrul di RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Fahrul menambahkan, korban meninggal karena mendapat tembakan di bagian dada. Ketika dilakukan penanganan pertama, nyawa korban tidak tertolong.

"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar," terangnya.

Menurut Fahrul, sampai pukul 06.15 WIB, pihaknya sudah menerima 17 pasien. Mereka dibawa ke rumah sakit karena berbagai macam sebab, seperti terkena tembakan. Dua di antaranya, lanjut Fahrul, sudah dirujuk ke RS Tarakan.

"Korban lainnya ada yang terkena luka tembak di betis, tangan, sendi bahu, ada yang dikirim ke RS Tarakan karena perlu ada tindakan bedah," bebernya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, terpisah menyatakan, polisi sejak jauh hari telah mewanti-wanti akan ada pihak ketiga yang memanfaatkan aksi unjuk rasa.

Menurut Dedi, dalam penanganan unjuk rasa, polisi tidak dilengkapi dengan peluru tajam dan senjata api.

Dia mengaku, pihaknya masih mengecek kabar korban tewas tertembak. 

"Masih dicek (korban tembak). Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," kata Dedi.