Senin, 20 Mei 2019 08:30

Pengumuman Hasil Pilpres Ditarget Teroris, Pasien Lepas Cadar Saat Konsultasi

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ist.
Ist.

Cuitan Rocky Gerung, yang mengkritik Sri Mulyani ramai menjadi perhatian pembaca Rakyatku.com.

RAKYATKU.COM - Cuitan Rocky Gerung, yang mengkritik Sri Mulyani ramai menjadi perhatian pembaca Rakyatku.com.

Selain itu, pengumuman hasil Pilpres 22 Mei ditarget teroris juga tak luput dari perthatian.

Berikut beberapa berita populer pada Minggu (19/5/2019):

1. Sri Mulyani Waspadai Penurunan Ekonomi, Rocky Gerung: Gunting Masih Banyak, Pitanya Habis

Masih dari cuitan Rocky Gerung. Pria yang kerap disapa "Profesor" itu, mengunggah link berita dari Kumparan ke Twitternya.

Berita tersebut berjudul, "Sri Mulyani Mulai Waspada, Ada Tanda-tanda Ekonomi RI Menurun".

Dalam postingan yang dilihat Rakyatku.com, Minggu, 19 Mei 2019 pukul 16.19 Wita, Rocky Gerung menulis, "Gunting masih banyak. Pitanya habis", sembari mengutip kembali judul berita Kumparan tersebut, "Sri Mulyani Mulai Waspada, Ada Tanda-tanda Ekonomi RI Menurun".

Dikutip dari Kumparan, pemerintah mulai mewaspadai penurunan ekonomi Indonesia tahun ini. Tanda-tanda penurunannya pun terlihat dari pemasukan negara yang mulai seret. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan telah melihat pertanda penurunan ekonomi dari pertumbuhan pajak yang melambat. 

"Jadi kami sudah melihat tanda-tanda perekonomian mengalami penurunan dengan penerimaan pajak yang mengalami pelemahan dari sisi pertumbuhannya," kata Sri Mulyani. Selengkapnya baca Disini.

2. Pengumuman Hasil Pilpres 22 Mei Ditarget Teroris, KPU: Allah bagi Keselamatan Kami

KPU RI memastikan tetap akan mengumumkan hasil Pemilu 2019 dan Pilpres pada 22 Mei. 

Meski tanggal tersebut sudah dijadikan target teroris dan akan ada gerakan demo, pengumuman tak akan berubah jadwalnya.

"Optimis (pengumuman 22 Mei)," ucap Komisioner KPU Ilham Saputra, Minggu (19/5/2019).

Mengenai KPU ditarget jadi sasaran teroris, Ilham menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian dan TNI. 

"Keamanan kami serahkan kepada pihak keamanan dan Allah SWT bagi keselamatan kami," ujarnya. Selengkapnya baca Disini.

3. Minta Pasien Lepas Cadar Saat Konsultasi, Dokter Ini Diperiksa Pengawas

 Seorang dokter umum di Inggris, mengungkapkan rencananya untuk berhenti berpraktik. Itu setelah dia diperiksa oleh pengawas dokter atas laporan 'mendiskriminasi' seorang wanita Muslim, karena memintanya untuk melepaskan cadarnya.

Dr Keith Wolverson mengaku, dia dengan sopan meminta wanita itu melepas cadarnya, demi alasan keselamatan pasien selama konsultasi tahun lalu. Pasalnya, dia tidak dapat mendengar penjelasannya mengenai gejala sakit putrinya.

Dia kemudian sangat kesal, ketika minggu lalu dia menerima surat dari Dewan Medis Umum, regulator profesional, yang memberitahukan kepadanya bahwa dia menjadi subjek penyelidikan atas tuduhan diskriminasi rasial.

Semalam, Dr Wolverson, yang telah berpraktik sebagai dokter umum selama 23 tahun dan memiliki catatan yang tidak bercela, mengatakan, terlepas dari hasil investigasi, dia kini rencanakan untuk meninggalkan pekerjaannya.

“Saya merasa ketidakadilan besar telah terjadi. Inilah sebabnya mengapa Anda menunggu begitu lama untuk melihat dokter Anda pergi berbondong-bondong. Negara ini tidak akan memiliki dokter lagi jika kita terus memperlakukan mereka dengan cara ini. Saya sangat sedih," ungkapnya.

“Upaya seorang dokter untuk melakukan konsultasi terbaik demi keselamatan pasien, telah disalahartikan secara mendua untuk menyatakan telah ada tindakan rasisme yang dilakukan. Saya benar-benar tidak lagi ingin menjadi dokter," tambahnya. Selengkapnya baca Disini.