Selasa, 14 Mei 2019 22:05
Citizen Report

"Badannya Panas, Wajah Pucat" Anggota KPPS di Sulsel Meninggal

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ispar wafat di RSUD Salewangang, Selasa malam, 14 Mei 2019.
Ispar wafat di RSUD Salewangang, Selasa malam, 14 Mei 2019.

Duka pemilu belum selesai. Isparianto, 21 tahun, anggota KPPS di TPS 3 Lingkungan Kadieng, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, berpulang ke rahmatullah, Selasa malam, 14 Mei 2019.

RAKYATKU.COM - Duka pemilu belum selesai. Isparianto, 21 tahun, anggota KPPS di TPS 3 Lingkungan Kadieng, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, berpulang ke rahmatullah, Selasa malam, 14 Mei 2019.

Ispar wafat di RSUD Salewangang, beberapa menit sebelum azan Isya, kata Ismail, bapak kandungnya. 

Saat menulis ini, saya masih di rumah duka. Kami memang bertetangga di RT C. Anak muda kelahiran 27 Juli 1997 itu striker kami di beberapa pertandingan futsal agustusan. 

Jenazah Ispar dibaringkan di ruang tengah. Dibalut kain batin cokelat. Sepupu-sepupunya, teman-teman kuliahnya di Umma, dan sahabat-sahabatnya berdatangan sambil mengusap air mata. 

Uni, adiknya yang SMP dan baru pulang kerja kelompok, pingsan di dekat pagar rumah. Neneknya histeris. 

Saya memeluk dan menjabat tangan Pak Ismail. Tetapi dia juga tidak sanggup menahan tangis. Walau berikutnya masih sempat menjelaskan beberapa hal. Ispar jatuh sakit tiga hari setelah hari pencoblosan. Badannya panas, wajah pucat.

"Awalnya saya kira kelelahan biasa. Maklum kan habis begadang. Namun kondisinya semakin parah," tutur Ismail. 

Tiga kali Ispar dibawa ke puskesmas. Malam Jumat lalu dia dirujuk ke Salewangang. Perutnya membengkak. Semalam di UGD lalu masuk kamar perawatan. 

Lelaki 46 tahun itu mengaku sakit hati. Sebab saat anaknya meninggal, baru ada perawat yang bilang harusnya sudah sejak beberapa hari lalu Ispar dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo di Makassar. 

"Mengapa tidak pernah bilang ke saya? Mengapa tidak langsung dirujuk?" Dia mencoba lebih tenang dengan segelas air kemasan. 

Tetapi sebagai kepala keluarga, Ismail harus menjaga emosinya. Dia juga yang menenangkan istri dan ibunya, serta Uni. 

Selamat jalan, Ispar. Terima kasih telah menjadi adik yang baik di kompleks. Kau juga berjasa memperkenalkan buku "Beranda" ke sekolah-sekolah, dua tahun lalu. 

Kau rela berpakaian India demi memenuhi permintaan Axis, provider telekomunikasi yang mensponsori tur literasi kita. 

Dan kau pergi setelah menjalankan tugas mulia, Dik. Menyusul 469 rekanmu sesama KPPS di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan negara tak melupakanmu. Tak melupakan keluargamu.