Sabtu, 04 Mei 2019 20:07

Sempat Dua Hari Dirawat, Petugas KPPS di Gowa Meninggal Dunia

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketua KPU Gowa, Muhtar Muis
Ketua KPU Gowa, Muhtar Muis

Seorang petugas KPPS di TPS 11 Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa meninggal dunia pada Sabtu (4/5/2019) pukul 09.50 Wita pagi tadi.

RAKYATKU.COM, GOWA - Seorang petugas KPPS di TPS 11 Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa meninggal dunia pada Sabtu (4/5/2019) pukul 09.50 Wita pagi tadi.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah, Jamaluddin, seorang petugas KPPS TPS 11. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran," kata Ketua KPU Gowa, Muhtar Muis.

Muhtar melanjutkan, petugas KPPS tersebut meninggal setelah bertugas sebagai anggota KPPS. Dia sempat dirawat dua hari di puskesmas Tompobulu, dan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Tompobulu, Kabupaten Jeneponto. Namun terkendala suatu hal.

"Jamaluddin sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jeneponto tapi karena beberapa kendala meminta rawat jalan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir," lanjutnya.

Mantan jurnalis tersebut juga berharap, proses rekapitulasi yang berlangsung saat ini tidak kembali memakan korban.

Terpisah, ketua PPK Pallangga, Yulianti Alam mengatakan, rekapitulasi surat suara yang ia kerjakan saat ini mengharapkan tidak adanya korban jiwa di PPK yang ia pimpin tersebut. Olehnya itu, dirinya beserta seluruh petugas PPK dan sejumlah saksi untuk tidak bekerja hingga tengah malam.

"Kami telah menyepakati untuk bekerja dari pukul 09.00 hingga 23.00 Wita. Sengaja kami tetapkan seperti itu agar tidak ada korban yang jatuh sakit seperti di beberapa PPK wilayah lain yang sudah memakan korban jiwa," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan memyampaikan, selesainya pemilu 2019 ini bisa dijadikan bahan evaluasi untu saran dan masukan pada pemilu mendatang. Bahkan Adnan mengaku memiliki usulan pribadi untuk pemilu kedepannya yakni Pileg dan Pilpres tidak disatukan. 

"Semoga kedepannya ada sistem yang lebih baik lagi, seperti Pileg dan Pilpres dipisahkan agar masyarakat bisa fokus memilih presiden dan wakil rakyat beserta mengawal aspirasinya untuk perubahan Gowa, Sulsel dan Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang," ucap Adnan.