Rabu, 01 Mei 2019 04:00

Wanita Ini Tewas Setelah Minum Obat Pelangsing

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi obat pelangsing
Ilustrasi obat pelangsing

Menurunkan berat badan memang tidak mudah untuk dilakukan. Gara-gara hal ini, banyak orang yang mencari cara instan agar bisa cepat mendapatkan hasilnya. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi obat p

RAKYATKU.COM - Menurunkan berat badan memang tidak mudah untuk dilakukan. Gara-gara hal ini, banyak orang yang mencari cara instan agar bisa cepat mendapatkan hasilnya. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi obat pelangsing yang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai tempat. Masalahnya adalah, minum obat pelangsing ternyata cukup berisiko bagi kesehatan kita.

Obat pelangsing bisa menyebabkan kematian
Memang, cukup banyak obat pelangsing yang sudah mendapatkan izin edar oleh Badan POM, namun bukan berarti kita bisa mengonsumsinya dengan sembarangan. Apalagi jika obat pelangsing ini ternyata masih belum memiliki izin edar, bisa jadi mengonsumsinya bisa menyebabkan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Sebagai contoh, kasus terbaru yang ada di Thailand menunjukkan betapa berbahayanya mengonsumsi obat pelangsing. Seorang guru bernama Chalida Watanasin ditemukan tewas pada 10 April 2019 lalu oleh ayahnya sendiri pada pukul 08.45 pagi. Chalida tidak kunjung bangun dari tidur malamnya.

Setelah diperiksa, barulah diketahui bahwa Chalida memang sedang mengonsumsi obat-obatan pelangsing demi menurunkan berat badan. Hanya saja, bukannya sesuai dengan aturan, Chalida justru meminumnya lebih dari porsi yang dianjurkan, yakni dua pil sekaligus sekali makan.

Dokter yang melakukan pemeriksaan juga menemukan fakta bahwa di dalam tubuh Chalida tidak ada bekas luka. Hanya saja, saat ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa, mulut Chalida memang mengeluarkan banyak busa. Hal ini menandakan bahwa ada yang salah dengan kondisi kesehatannya dan sepertinya memang terkait dengan kebiasaannya mengonsumsi obat pelangsing.

Rekan Chalida, Janthima Chunyong menyebut Chalida memang sudah mulai membeli pil pelangsing sejak beberapa hari sebelum kematiannya.

Bahaya minum obat pelangsing
Pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak kesehatan yang bisa didapatkan jika kita minum obat pelangsing.

Berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.

Menyebabkan ketergantungan
Pakar kesehatan menyebut obat pelangsing ternyata bisa menyebabkan ketergantungan. Jika kita sudah terbiasa mengonsumsinya dan kemudian berhenti, maka tubuh akan mengalami efek samping seperti meningkatnya berat badan hingga badan yang terasa meriang atau tidak nyaman. Hal ini disebabkan oleh kemampuan obat pelangsing dalam mempengaruhi sistem metabolisme tubuh sehingga akhirnya membuat kita mengalami efek ketergantungan.

Menyebabkan gangguan pencernaan
Obat pelangsing bisa memberikan efek datangnya gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan oleh fungsi utama dari obat ini yang ‘memaksa’ lemak agar bisa segera luntur dan keluar dari tubuh. Hal ini ternyata berimbas pada munculnya gangguan pencernaan seperti diare parah. Bahkan, dalam banyak kasus, hal ini bisa saja menyebabkan diare berdarah.

Menyebabkan datangnya alergi
Dikutip dari doktersehat.com, obat pelangsing ternyata bisa menyebabkan datangnya reaksi alergi seperti kulit yang gatal-gatal, munculnya jerawat, atau bahkan datangnya flu.

Menyebabkan gangguan denyut jantung
Obat pelangsing bisa memberikan efek buruk bagi jantung, tepatnya dalam hal membuat jantung menjadi berdebar-debar. Hal ini disebabkan oleh obat pelangsing yang bersifat stimulan yang memang bisa memicu hal ini. Masalahnya adalah denyut jantung yang tidak normal bisa membahayakan kesehatan.

Menyebabkan masalah insomnia
Jantung yang berdebar dengan kencang juga akan membuat kita mengalami masalah susah tidur atau insomnia. Padahal, jika sampai kita mengalami masalah ini, jantung dan pembuluh darah akan mengalami dampak yang jauh lebih buruk.

Gangguan ginjal
Obat pelangsing jika dikonsumsi dengan sembarangan bisa menyebabkan kerusakan pada organ dalam tubuh seperti hati atau ginjal. Hal ini disebabkan oleh kandungan kimianya yang membuat dua organ ini bekerja dengan lebih keras untuk melakukan proses penyaringan. Padahal, jika sampai dua organ ini rusak, maka tubuh tidak akan lagi mampu melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan racun.