Selasa, 30 April 2019 19:00

Liga 1 2019 Sulit Dapat Spontor karena... Tudingan Korupsi di Tubuh PSSI

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Liga 1 2019 Sulit Dapat Spontor karena... Tudingan Korupsi di Tubuh PSSI

Liga 1 2019 belum juga mendapat sponsor, padahal kick off tinggal dua pekan lagi. PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih bernegoisasi dengan para calon.

RAKYATKU.COM - Liga 1 2019 belum juga mendapat sponsor, padahal kick off tinggal dua pekan lagi. PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih bernegoisasi dengan para calon.

Dugaan pengaturan skor dinilai sebagai salah satu alasan sponsor enggan mendukung PSSI. 

Kick off Liga 1 dilaksanakan 15 Mei, mundur sepekan dari rencana semula. PT LIB menyebut kesulitan mendapatkan perizinan dari kepolisian. PSSI juga mengakomodasi permintaan sponsor. 

Namun, PT LIB belum dapat membeberkan sponsor yang dimaksud. Mereka butuh waktu sepekan lagi untuk merilisnya. 

Penulis buku Millenials Kill Everything, Yuswohadi, menilai Liga 1 2019 seharusnya mudah mendapatkan sponsor karena memiliki massa besar. 

Sayang, perusakan citra oleh pengurusnya sendiri membuat sponsor enggan mendekat. Kalaupun mau mendanai, uang yang digelontorkan tidak akan berjumlah banyak. 

"Karena, ini masalah branding. Jadi penyelenggaraan liga itu brand. Ketika brand-nya bagus maka harganya akan tinggi. Tapi, ketika brand-nya jelek maka harganya bakal rendah," ujar Yuswohadi yang yang juga pemerhati komunikasi marketing, Selasa (30/4/2019).

"Kuncinya, pembentuk brand-nya adalah bagaimana si penyelenggara ini mendatangkan massa, itu pasti si brand sudah punya ukuran-ukuran. Gampangannya, kalau rendah trafiknya, otomatis sponsor harganya tak mau tinggi-tinggi (harganya). Jadi, ini mekanisme pasar saja," ujar dia. 

"Mungkin tak hanya alasan bisnis saja, tapi yang mau sponsor juga jika melihat kelembagaannya korupsi begini kan jadi tak percaya.Perusahaan dianggap mendukung lembaga yang korupsi tidak mau kan? Jadi image di liga itu ketika jelek akan terbawa ke brand. Sementara sponsor hati-hati dengan brand. Jadi, itu sebenarnya kayak co-branding," bebernya.

"Liga itu brand loh, jangan dianggap hanya perlombaan sepak bola saja. PSSI juga brand, kelembagaan itu brand," ujarnya.

Sumber: Detik.com