RAKYATKU.COM, BULUKUMBA -- Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Bulukumba yang diikuti oleh siswa SD dan SMP dari 10 kecamatan.
Ketua Panitia Sukwandi Saing dalam laporannya mengatakan maksud dan tujuan dilaksanakannya O2SN untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang olahraga, serta untuk membina dan mempersiapkan olahragawan berprestasi pada tingkat
Nasional maupun Internasional sejak usia sekolah.
"Selain itu, yang lebih penting adalah untuk mengembangkan jiwa sportivitas, kompetitif, rasa percaya diri dan rasa tanggungjawab," urainya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari mulai tanggal 27 sampai 30 April diikuti oleh 120 atlit SD, 100 atlit SMP, 60 pelatih SD, 50 pelatih SMP, panitia dan juri sebanyak 53 orang, sehingga total orang yang terlibat sebanyak 383 orang.
Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan adalah untuk SD sebanyak 6 cabang yaitu atletik, bulutangkis, karate, renang, pencak silat dan senam. Sedangkan jenjang SMP sebanyak 5 cabang olahraga, yaitu atletik, bulutangkis, karate, renang, dan pencak silat.
Wakil Bupati, Tomy Satria Yulianto menyebut jika O2SN adalah upaya membangun kesadaran bersama untuk mempersiapkan generasi muda terbaik Bulukumba di masa masa mendatang.
Tomy melanjutkan, harus dipahami sistem pendidikan kita tidak hanya diarahkan kepada intelektual quotient saja, seperti harus mendapatkan nilai-nilai terbaik dalam rapor anak didik. Namun bagaimana anak didik mendapatkan emotional quotient yang memiliki nilai-nilai kreativitas dan memiliki nilai objektivitas.
"Jika selama ini porsi pendidikan kita hanya diarahkan kepada bagaimana menghafal, bagaimana menjumlah, dan bagaimana berbicara. Maka pendidikan kita ke depan harus menanamkan pendidikan karakter yang lebih baik," ungkapnya pada pembukaan O2SN di lapangan Pemuda, Sabtu 27 April 2019.
Olehnya itu, melalui kegiatan O2SN seperti ini akan mendorong sportivitas dan kreativitas siswa kita. "Jadi kalau ada kepala sekolah yang mempersiapkan untuk mengikuti O2SN ala kadarnya, maka dipertanyakan tujuan sistem pendidikannya.