RAKYATKU.COM - Selama bertahun-tahun, pemerintah AS takut terhadap Huawei. Pada tahun 2012, sebuah laporan Kongres menyebut perusahaan China itu sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS.
Itu karena, di bawah hukum rezim komunis di China, perusahaan teknologi dapat diminta untuk mengumpulkan intelijen pada orang dan perusahaan.
Meskipun demikian, Ketua Huawei, Liang Hua telah mengatakan bahwa ia menentang permintaan semacam itu. Namun AS tetap khawatir tentang keamanan perangkat Huawei dan peralatan jaringannya.
Dan kekhawatiran mereka tampaknya memang dibenarkan, karena CIA menemukan bahwa Huawei didanai oleh Tentara Pembebasan Rakyat, Komisi Keamanan Nasional China dan bagian dari jaringan intelijen negara itu.
Menurut laporan Times, CIA telah membagikan informasi itu kepada para kepala intelijen sekutu AS, seperti Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Menanggapi laporan itu, seorang juru bicara mengatakan bahwa "Huawei tidak mengomentari tuduhan tidak berdasar yang didukung oleh bukti nol dari sumber anonim."
Awal tahun ini, Departemen Kehakiman AS menjatuhkan 13 dakwaan terhadap Huawei, dua afiliasinya (Huawei Device USA dan Skycom Tech) dan CFO Meng Wanzhou.
Hakim agung di Distrik Timur New York menuduh Huawei dan Huawei USA melakukan konspirasi untuk menghalangi keadilan.
Meng, putri pendiri Huawei dituduh melakukan penipuan bank, dan melanggar sanksi Iran. Dia ditangkap akhir tahun lalu di Kanada dan menunggu sidang ekstradisi di negara itu.
Huawei juga dituduh mencuri rahasia dagang T-Mobile, sehubungan dengan robot pengujian telepon yang disebut Tappy.
Maskapai AS sebelumnya memenangkan putusan $4,2 juta terhadap Huawei di pengadilan sipil. Selama penyelidikan kasus ini, FBI menemukan email dari Huawei yang berjanji untuk membayar bonus kepada karyawan yang mencuri informasi dari perusahaan di seluruh dunia.
Setiap data yang dikumpulkan harus dikirim ke akun email terenkripsi yang dimiliki oleh Huawei.
Saat ini AS, Selandia Baru, dan Australia telah melarang penggunaan peralatan jaringan Huawei untuk membangun jaringan 5G milik operator.