Minggu, 21 April 2019 03:30

Pertama Kali Dalam 300 Tahun, Pelindung ‘Tangga Suci’ Dibuka

Eka Nugraha
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pertama Kali Dalam 300 Tahun, Pelindung ‘Tangga Suci’ Dibuka

Papan-papan kayu yang menutup “Tangga Suci” di Roma akhirnya dibuka. Tangga ini dipercaya umat Katolik pernah dinaiki oleh Yesus Kristus di Yerusalem, telah dibuka dan tangga tersebut berhasil dikemba

RAKYATKU.COM --- Papan-papan kayu yang menutup “Tangga Suci” di Roma akhirnya dibuka. Tangga ini dipercaya umat Katolik pernah dinaiki oleh Yesus Kristus di Yerusalem, telah dibuka dan tangga tersebut berhasil dikembalikan ke keadaan semula.

Seperyti yang dilansir Reuters melalui VoA Indonesia, tangga marmer yang memiliki 28 anak tangga akan sementara dibiarkan terbuka agar para peziarah bisa langsung bersentuhan saat merangkak menaiki tangga. Lapisan pelindung akan dipasang lagi pada Juni nanti.

Menurut tradisi, tangga tersebut, yang dikenal dengan sebutan “Scala Sancta” adalah bagian dari istana Pontius Pilatus di Yerusalem. Tangga tersebut dibawa ke Roma pada tahun 326 oleh Santa Helena, ibu dari Kaisar Romawi Konstantinus. Helena beralih ke agama Kristen.

Namun beberapa ilmuwan meyakini tangga-tangga tersebut hanyalah bagian dari legenda atau simbol replika dari tangga-tangga dari istana Pilatus.

Pilatus adalah Gubernur Provinsi Yudea Kekaisaran Romawi, yang menurut Injil, menuruti tuntutan para pemimpin Yahudi di Yerusalem untuk menyalibkan Yesus atau Nabi Isa.

“Kami telah menyaksikan anak tangga tersebut terpahat dalam bentuk yang sama sekali tak lazim. Kaki-kaki para peziarah itu membuat anak tangganya rusak,” kata Pastor Francesco Guerra Rektor Suaka Tangga Suci, yang dikunjungi ratusan ribu peziarah setiap tahunnya.

Di bawah lapisan kayu, para pekerja pemulihan menemukan koin-koin, foto-foto, berbagai rosario, dan catatan tulisan tangan berisi doa, yang ditinggalkan para peziarah selama bertahun-tahun.

“Ketika kami buka anak tangga pertama dan kami menemukan salib (kecil) pertama, sudah jelas untuk semua orang bahwa apa yang kami temukan di bawah lapisan kayu tidak terbatas pada beberapa ahli saja,” kata Paolo Violini, pakar restorasi di museum-museum Vatikan.