Jumat, 19 April 2019 21:46

Penyelenggara Pemilu di Sulsel Disiram Tinta Hingga Disulut Rokok

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Komisioner Divisi Data KPU Sulsel, Uslimin
Komisioner Divisi Data KPU Sulsel, Uslimin

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan membeberkan sejumlah nama penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Sulsel yang menjadi 'korban' saat hari pemungutan suara, 17 April lalu.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan membeberkan sejumlah nama penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Sulsel yang menjadi 'korban' saat hari pemungutan suara, 17 April lalu.

Mulai dari masalah kesehatan yang drop, kecelakaan lalu lintas saat menjalankan tugas, hingga dianiaya di tempat pemungutan suara (TPS).

"Sampai hari ini itu ada beberapa. Misalnya atas nama Riktor di Luwu Timur. Dia berboncengan dengan Rohibson dan mengalami kecelakaan sehingga Rohibson itu cacat permanen, tangannya diamputasi. Kemudian ada Syamsuddin di Bantaeng dan Muh Ikhsan di Maros yang keduanya menderita tipes, serta seorang penyelenggara perempuan di Luwu yang mengalami kecelakaan sehari sebelum pencoblosan," ungkap Komisioner Divisi Data KPU Sulsel, Uslimin, saat ditemui Rakyatku.com di Kantor KPU Sulsel, Jalan AP Pettarani, Jumat (19/4/2019).

Selain itu, kata Uslimin, ada juga KPPS di Kabupaten Pinrang yang mengalami cacat permanen pada matanya akibat terkena paku yang terlepas saat memasang logistik.

"Dia cacat permanen atau buta. Paku itu melenting masuk kematanya dan sempat di rujuk ke RS Pendidikan Unhas. Ada juga yang belum sadarkan diri atau drop salah seorang KPPS di Toraja dan Galesong Utara, Takalar. Di Galesong Utara Takalar, ada juga yang terluka kakinya akibat tertabrak di depan TPS saat monitoring rekap," tambah Uslimin.

Yang paling parah, kata Uslimin, ada dua kasus penganiayaan yang menimpa penyelenggara, masing-masing terjadi di Palopo dan Luwu Timur.

"Dua penganiayaan. Disulut rokok dan dipercikkan tinta dibagian wajahnya oleh pemilih. Satu kejadian di Palopo, satunya lagi di Luwu Timur," tutup Uslimin.

Selain yang disebutkan di atas, informasi yang dihimpun Rakyatku.com dari KPU Sulsel, masih ada beberapa penyelenggara Pemilu 2019 yang jadi 'korban' di Sulsel berdasarkan laporan yang masuk hingga hari ini:

1. Ketua KPPS TPS 10 Desa Palalakkang An. Nurbaiti pingsan saat proses penghitungan suara berlangsung.
2. Ketua KPPS TPS 6 Desa Palalakkang An. Haerunnisa pingsan saat proses penghitungan suara berlangsung dan sempat di opname.
3. Di Kecamatan Burau Desa Bone Pute terjadi pemukulan terhadap Ketua KPPS 4 atas nama Mahdan.
4. Sartika TPS 6 Desa Harapan jatuh sakit saat proses pengisian Formulir C1.
5. Yayu Sekretaris PPS Puncak Indra keadaan tubuhnya drop saat proses Penghitungan Suara di TPS.
6. Rusdianingsi TPS 10 Kelurahan Malili, diinvus pasca Pemilu.
7. Wahab dan Sarny Operator Situng KPU Luwu kelelahan dan kondisi tubuh menurun sampai akhirnya dilarikan ke Puskesmas untuk perawatan lebih lanjut.
8. Irma KPPS di Desa Padang Sappa Kecamatan Ponrang kelelahan mengakibatkan asam lambung yang membuat dia dibawa ke Puskesmas.
9. Hasmawati KPPS di Desa Buntu Batu Kecamatan Bupon kondisi tubuh kecapekan dan akhirnya dibawa ke Puskesmas Noling untuk dirawat lebih lanjut.
10. Maria Lempangan KPPS di Desa Seriti Kecamatan Lamasi Timur, jatuh sakit.
11. 5 orang penyelenggara di Kabupaten Bone dilarikan ke RS karena kelelahan dan tidak sadarkan diri.
12. Rachmaniar di Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Maros, keguguran ketika proses pemungutan suara sedang berlangsung.
13. Mukarrama di TPS 4, Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Maros. Kondisi hamil tua dan akhirnya melahirkan saat pemungutan suara.
14. Agus Munandar di PPS Bontoa, Kecamatan Mandai, Maros, mengalami muntah-muntah akibat iritasi tenggorokan.
15. Satu orang penyelenggara di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Maros, mengalami drop.
16. Terjadi pengeroyokan terhadap seorang penyelenggara di Kabupaten Jeneponto.