Kamis, 11 April 2019 16:46

Bukan Cekikan, Ini yang Dilakukan Wahyu Jayadi hingga Zulaiha Berhenti Bernapas

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, memberikan keterangan sebelum reka ulang kasus pembunuhan Sitti Zulaiha.
Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, memberikan keterangan sebelum reka ulang kasus pembunuhan Sitti Zulaiha.

Penyidik Sat Reskrim Polres Gowa, menggelar reka ulang adegan pembunuhan Sitti Zulaiha Djafar, Kamis (11/4/2019). Reka ulang digelar mulai dari ketemu di depan kantor PT Telkom Jl AP Pettarani, hingga

RAKYATKU.COM, GOWA - Penyidik Sat Reskrim Polres Gowa, menggelar reka ulang adegan pembunuhan Sitti Zulaiha Djafar, Kamis (11/4/2019). Reka ulang digelar mulai dari ketemu di depan kantor PT Telkom Jl AP Pettarani, hingga ke Pattalassang, Gowa.

Pantauan Rakyatku.com, tersangka pelaku pembunuhan, Wahyu Jayadi tampak didampingi tim kuasa hukumnya, mengenakan baju tahanan Polres Gowa berwarna oranye. Dia juga memakai topeng atau sebo berwarna hitam untuk menutupi wajahnya.

Wahyu Jayadi tampak memperagakan sejumlah adegan dirinya saat di Jalan AP. Pettarani hingga di Pattalassang, lalu meninggalkan korbannya tersebut dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Dari adegan yang diperagakan, pelaku dan Sitti Zulaiha sudah terlibat cekcok di dalam mobil, sehingga korban menampar pipi Wahyu Jayadi. 

Tiba di Jalan STPP Kecamatan Bontomarannu, Wahyu pun naik pitam menghabisi nyawa rekan kerjanya tersebut.

Terlihat dirinya tidak mencekik leher Zulaiha secara keseluruhan. Tetapi Wahyu langsung memegang tulang leher korban, ditekan hingga patah yang membuat saluran pernapasan Zulaiha terhambat. Staf BAU UNM itu pun kesulitan bernapas hingga tewas.

Sebelum tewas, sempat terjadi perkelahian dalam mobil tersebut. Dari adegan yang ditampilkan oleh peran pengganti korban juga sempat mencakar tangan kanan Wahyu Jayadi hingga berdarah. 

Setelah tewas, Wahyu mengaitkan leher Zulaiha dengan seat belt mobil Zulaiha yang ia kendarai tersebut, agar tak mudah terjatuh dan kembali melanjutkan perjalanan mencari lokasi untuk menyimpan jenazah. Korban pun ditinggalkan di depan ruko kosong milik Zarinda di Kecamatan Pattalassang, Gowa.

"Ini merupakan bagian dalam penyelidikan ilmiah ketika penyidik akan melaksanakan kegiatan yang disebut reka ulang perjalanan antara korban dan tersangka. Kita meminta bantuan kepada tersangka untuk bisa menjelaskan secara up to date dari mana mereka pertama bertemu, apa saja yang mereka lakukan pada menit kesekian, berapa jarak yang ditempuh dari lokasi pertama dan selanjutnya di jalanan," ucap Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga kepada media.