RAKYATKU.COM - Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko menanggapi insiden bentrokan yang terjadi di Yogyakarta pada Minggu (7/4/2019) lalu.
Dalam insiden ini, massa pendukung Jokowi mengeroyok anggota TNI serta Panwaslu. Untuk itu, Moeldoko meminta agar kasus ini diselesaikan dengan baik.
"Ya saya pikir dikoordinasikan aja yang baik. Karena kan semua bisa karena mess (kekacauan) kondisi di lapangan. Yang paling penting adalah dikomunikasikan," kata Moeldoko, Selasa (9/4/2019).
Soal penyerangan terhadap anggota TNI, Moeldoko mengungkapkan, dirinya sudah mendengar penjelasan dari TNI dan pihak pendukung Jokowi yang berasal dari PDIP.
Intinya Moeldoko meminta agar insiden ini tidak berkepanjangan dan kedua pihak segera menyelesaikannya.
"Ya, dari PDIP simpatisannya sudah menyampaikan ke saya, saya juga dikomunikasikan dengan TNI ya. Hal-hal salah paham seperti itu harus dipahami dalam konteks yang lebih besar jangan pragmatis seolah-olah terjadi begini dan seterusnya," bebernya, dikutip Kumparan.
Lebih lanjut, Moeldoko menegaskan penyelenggaraan pemilu merupakan tanggung jawab seluruh pihak. Ia tidak ingin insiden penganiayaan ini menjadi bahan polemik.
"Ini kita memahami semua situasi dengan kondisi yang lebih besar karena kalau enggak, friksi itu akan berjalan. Tapi kalau dipahami konteks nasional yang kita lihat maka kejadian-kejadian kecil itu tidak perlu dibesar-besarkan, semua bisa dikomunikasikan. Kalau nanti memang ada pelanggaran pidana, aparat kepolisian akan bertindak ya," tegas Moeldoko.
Diketahui, insiden pengeroyokan itu terjadi saat rombongan massa pendukung salah satu capres yang belakangan disebut PDIP, hendak pulang menuju Kota Yogyakarta usai menghadiri kegiatan kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin di Kulon Progo.
Seorang anggota TNI dan Panwaslu Desa Sentolo, Kulon Progo, menjadi korban pengeroyokan rombongan yang melintas.
Saat pengeroyokan terjadi, Serka Setia sedang mengambil gambar dari pinggir rumahnya ketika massa pulang dari kampanye. Dia mengambil gambar ketika tampak keributan dalam rombongan massa itu.
Setelah itu, Serka Setia dihampiri dan diserang oleh massa. Saat dikeroyok, Serka Setia sedang bersama seorang anggota Panwaslu Janarta.
Akibat pengeroyokan itu, keduanya dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh warga untuk mendapatkan pertolongan. Mereka menderita luka sobek di bagian kepala dan mendapat sejumlah jahitan.