Selasa, 09 April 2019 00:14

Kepala Tak Muat di Koper, Diduga Alasan Pembunuh Penggal Leher Budi

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Budi Hartanto semasa hidup
Budi Hartanto semasa hidup

Polda Jatim terus mencari kepala Budi Hartanto (28), guru tari yang tewas dibunuh, dan mayatnya dimasukkan dalam koper.

RAKYATKU.COM, SURABAYA - Polda Jatim terus mencari kepala Budi Hartanto (28), guru tari yang tewas dibunuh, dan mayatnya dimasukkan dalam koper.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mengera kepada wartawan, Senin (8/4/2019) mengatakan, pemotongan kepala diduga dilakukan pada saat korban sudha meninggal dalam kondisi luka. 

Goresan pada bagian tangan muncul akibat korban menangkis serangan pelaku. 

"Itu tidak dilakukan dengan satu senjata. Pemotongan bagian leher terjadi ketika yang bersangkutan sudah meninggal," ujarnya sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.

Frans juga menambahkan, kini muncul dua dugaan yang melatarbelakangi pemenggalan kepala korban. Pertama, kata dia, pelaku ingin meninggalkan jejak.

"(yang) kedua koper tidak muat kalau lehernya tidak dipotong. Sehingga dilakukan pemotongan," katanya.

Frans mengaku, identitas terduga pelaku pembunuhan tersebut, sudah di kantong polisi. Indikasi kuat lanjut Frans, kini mengarah ke teman dekat korban. Polisi, kini terus berupaya melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diketahui terus berpindah-pindah tempat keberadaan. 

Sebelumnya, warga Blitar digegerkan dengan temuan mayat di dalam koper di tepi sungai lahar, tepatnya di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).

Jasad mayat dalam koper itu pertama kali ditemukan oleh warga bernama Imam. Ia awalnya hendak mencari rumput di tepi sungai dan melihat ada koper tergeletak begitu saja. Imam kaget seketika saat mendapati kaki manusia terlihat menyempil ke luar dari dalam koper. 

Personel dari Direktorat Resor Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim dan personel Polres Kediri, diterjunkan memburu dua terduga pelaku pembunuhan. Polisi belum bersedia mengungkap identitas karena kepentingan penyidikan.

Polda Jatim hanya bisa memastikan orang tersebut adalah warga Kediri, yang diketahui usai polisi menggali dan mendapatkan petunjuk kuat soal adanya indikasi motif hubungan pribadi, dan asmara, dalam kasus pembunuhan ini.