Sabtu, 06 April 2019 08:23

10 Dampak Buruk di Balik Manisnya Gula

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Gula seakan tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.

RAKYATKU.COM - Gula seakan tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Zat yang memberikan rasa manis pada makanan atau minuman itu seakan punya tempat tersendiri di hati kebanyakan orang. 

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda hobi mengonsumsi sesuatu yang manis atau mengandung gula?Jika menjawab “ya” untuk pertanyaan di atas, Anda sebaiknya lebih waspada mulai saat ini. 

Pasalnya, gula telah diketahui dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih secara terus-menerus.

"Gula yang dikonsumsi berlebih secara terus-menerus bisa bisa menumpuk menjadi lemak. Oleh karena itu, terlalu banyak makan gula berperan pada terjadinya obesitas yang merupakan awal mula berbagai gangguan kesehatan," ungkap dr. Rio Aditya kepada KlikDokter.

Lebih spesifik, berikut adalah berbagai bahaya gula pada kesehatan, khususnya jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus:

1. Merusak fungsi otak

Mengonsumsi gula memberi otak Anda pasokan besar zat kimia yang disebut dopamin. Zat ini bisa memberikan sensasi “bahagia” pada tubuh. 

Namun, ketika efek tersebut menghilang, tubuh akan “kelaparan” untuk terus meminta pasokan dopamin dalam jumlah yang sama atau lebih banyak. Sebagai akibatnya, Anda akan lebih bergantung pada sesuatu yang manis atau mengandung gula.

2. Mengganggu mood

Makanan atau minuman manis dapat memberi Anda pasokan energi dengan meningkatkan kadar gula darah. Akan tetapi, efek tersebut hanya berlangsug sebentar. 

Setelahnya, Anda justru akan merasa kelelahan, cemas, dan gelisah. Penelitian telah mengaitkan konsumsi gula secara berlebihan dengan peningkatan risiko depresi pada orang dewasa.

3. Bikin gigi berlubang

Usai mengonsumsi sesuatu yang manis, bakteri yang menyebabkan gigi berlubang akan melumat sisa-sisa gula yang menempel di gigi. Keadaan ini adalah awal mula dari gigi berlubang.

4. Radang sendi

Penelitian menyebut bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan terjadinya reumatoid artritis. Disebutkan pula bahwa gula dapat memperparah gejala radang sendi yang telah ada sebelumnya.

5. Penuaan dini

Gula menempel pada protein dalam aliran darah, dan menciptakan molekul berbahaya yang disebut "AGE's". Molekul-molekul itu telah terbukti dapat merusak kolagen dan elastin di kulit Anda. 
Oleh karena itu, konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan penuaan dini dan membuat kulit Anda terlihat lebih kendur.

6. Meningkatkan risiko diabetes

Semakin banyak gula yang dikonsumsi, semakin meningkat pula berat badan Anda.  Seperti diketahui, obesitas atau berat badan berlebih adalah asal mula dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya diabetes mellitus tipe 2.

7. Kerusakan hati

Konsumsi gula berlebih membuat organ hati menjadi kebal terhadap insulin. Padahal, insulin adalah hormon penting yang membantu mengontrol kadar gula darah di dalam tubuh. 

Sebagai akibatnya, kadar gula darah akan cenderung tinggi dan risiko diabetes mellitus tipe 2 akan melonjak sangat tinggi.

8. Gangguan pankreas

Ketika Anda makan banyak gula, fungsi hati untuk merespons insulin akan mengalami gangguan. Sebagai akibatnya, pankreas akan terus memasok insulin dalam jumlah banyak. 

Hal ini membuat pankreas lebih rentan mengalami kerusakan, sehingga kadar gula darah akan cenderung tinggi. Pada akhirnya, terjadilah diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit jantung.

9. Pembuluh darah bermasalah

Ketika mengonsumsi gula berlebih, insulin tambahan dalam aliran darah dapat memengaruhi kondisi arteri. Hal ini menyebabkan dinding pembuluh darah menebal lebih cepat dari biasanya dan menjadi tegang. Alhasil, jantung akan mengalami kerusakan seiring waktu.

10. Gagal ginjal

Ginjal memainkan peran penting dalam menyaring gula darah di dalam tubuh. Begitu kadar gula darah mencapai kadar yang tinggi akibat terlalu banyak konsumsi makanan manis, ginjal akan membiarkan gula tersebut masuk ke urine. Jika keadaan ini terus berlanjut, gagal ginjal tak bisa dihindari lagi.