RAKYATKU.COM - Pernyataan mantan Wagub Jateng Rustriningsih yang menyatakan makin banyak kader PDIP meninggalkan Jokowi membuat jajaran partai berlambang Banteng itu geram. Rustriningsih pun diminta menanggalkan politik sakit hati.
"Pernyataan Mbak Rustri yang mengklaim banyak kader PDI Perjuangan yang mengikuti pilihan politiknya untuk mendukung Prabowo-Sandi hanyalah luapan emosional dari sikap "belum nrimo" atas keputusan PDI Perjuangan yang mencalonkan Mas Ganjar di Pilkada Jateng pada periode pertama. Jadi, ini menurut kami, murni sikap politik 'sakit hati' saja dari Mbak Rustri," tutur Satgas Media Center BP Pemilu PDI Perjuangan Rahmat Sahid dalam pernyataanya, Rabu (3/4/2019).
Sahid mengatakan, sikap 'sakit hati' ini bisa jadi terjadi karena saat itu Mbak Rustri merasa bahwa di Jawa Tengah dirinya lebih besar dari Partai. Padahal di dalam PDI Perjuangan, kata Sahid, sikap yang seperti itu merupakan awal dari ketidaksehatan dalam berorganisasi.
"Dan terbukti, Mbak Rustri nyatanya dilibas oleh kesombongannya itu, dimana Mas Ganjar yang ditugaskan partai dan pada awalnya ia remehkan, malah bisa memenangi Pilkada Jateng. Kala itu, Mbak Rustri juga sudah ikut menggembosi partai agar PDI Perjuangan yang mengusung mas Ganjar kalah. Tapi hasilnya kan berbalik dari yang diharapkan Mbak Rustri yang laku politiknya seperti melampiaskan 'sakit hati'," ujar Sahid yang juga merupakan Wakil Sekretaris Umum PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan ini.
"Kalau saja mau berpegang pada prinsip "Ojo Pesot Oyot" atau jangan putus akar, maka tidak selayaknya Mbak Rustri memelihara politik sakit hati. Karena PDI Perjuangan juga sudah memberikan penghormatan secara maksimal kepadanya. Beliau sudah ditugaskan partai menjadi Bupati Kebumen, lalu Wakil Gubernur Jateng. Adiknya, Mas Rustriyanto juga ditugaskan partai menjadi Wakil Bupati kala itu, dan dicalonkan menjadi Bupati Kebumen, meski pada akhirnya kalah," tutur Sahid.
Sahid mengatakan, di PDI Perjuangan, sikap politik tegak lurus sangat dijunjung tinggi. Menurut Sahid, apapun keputusan yang diambil Partai dan Ketua Umum Ibu Megawati, semua harus dijalankan secara bertanggungjawab.
"Tapi ternyata Mbak Rustri yang dulu dibesarkan Partai, dalam perjalanannya merasa lebih besar dari Partai, sehingga laku dan sikap politiknya terkesan takabur. Dan dari sikapnya yang begitu, Mbak Rustri terkesan selalu punya ambisi untuk menggembosi partai yang pernah membesarkannya," tutur Sahid.