RAKYATKU.COM - Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli, mengatakan, masyarakat yang tidak menyalurkan hak pilih mereka diprediksi bisa membuat Jokowi-Ma'ruf kalah di Pilpres 2019.
"Kalau (banyak) golput itu, yang dirugikan Jokowi. Karena kunci untuk bisa membatalkan kemenangan beliau itu adalah golput itu sendiri," ujar Hadi dalam rilis survei Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 April 2019.
Hadi menyampaikan, Indo Barometer menghitung tingkat golput yang membahayakan Jokowi-Ma'ruf ada di tingkat 40 persen. Sebab, elektabilitas atau potensi perolehan suara Jokowi-Ma'ruf sebesar 50,2 persen dalam survei bulan Maret, dapat tergerus oleh angka golput setinggi itu.
"Golput dapat membatalkan proyeksi kemenangan paslon 01," ujar Hadi.
Sementara, Hadi berpendapat, golput tidak terlalu menjadi ancaman bagi pasangan capres-cawapres bernomor urut 02 Prabowo-Sandi. Berbeda dengan kalangan pendukung petahana, kalangan pendukung oposisi cenderung lebih solid sehingga bisa dipastikan akan menyalurkan hak suara mereka.
"Koalisi pendukung Prabowo, yang terdiri dari Gerindra-PKS itu lebih solid. Terbukti di Pilkada di Jabar dan di Jateng," ujar Hadi dilansir VIVA.
Hadi menegaskan, Tim Kampanye Nasional (TKN) harus bekerja lebih keras di sisa waktu sebelum pemungutan suara. Selain sikap tidak solid dari masyarakat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf, angka golput juga bisa tinggi disebabkan hal-hal seperti malasnya masyarakat mengurus pindah TPS, hingga masyarakat yang memang tidak menyukai kedua paslon.
"TKN harus menekan angka golput tersebut. Harus kerja keras di sisa waktu yang ada ini," ujar Hadi.