Selasa, 02 April 2019 20:49

Pelacur Jajakan Diri Rp185 Ribu, Pemilik Bengkel Ini Bersihkan Jarum dan Kondom Setiap Pagi

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Salah satu jalan yang menjadi lokasi prostitusi jalanan di Swansea, Inggris. (FOTO: MIRROR)
Salah satu jalan yang menjadi lokasi prostitusi jalanan di Swansea, Inggris. (FOTO: MIRROR)

Sebuah jalan di Kota Swansea dijuluki jalan raya terburuk di Inggris. Betapa tidak, penyalahgunaan narkoba meningkat. Kejahatan merajalela. Wanita-wanita pelacur menjajakan dirinya di pinggir jalan de

RAKYATKU.COM - Sebuah jalan di Kota Swansea dijuluki jalan raya terburuk di Inggris. Betapa tidak, penyalahgunaan narkoba meningkat. Kejahatan merajalela. Wanita-wanita pelacur menjajakan dirinya di pinggir jalan dengan tarif 10 poundsterling atau sekitar Rp185 ribu.

Pemilik toko di sepanjang jalan itu mengaku terpaksa menutup usahanya. Pelanggan enggan berbelanja di kawasan itu.

Penduduk setempat pun takut untuk berjalan di jalan raya yang dulu ramai pada malam hari. 

"Saya biasa berjalan di daerah itu pada malam hari, tetapi saya terus diadang oleh pria dan bertanya berapa tarif untuk berhubungan seks dengan mereka. Mereka mengira saya adalah pelacur," ujar seorang perempuan warga setempat kepada The Sun.

"Jadi sekarang, aku terlalu takut untuk keluar. Lebih baik tinggal di flat saya," lanjutnya seperti dikutip dari Mirror, Selasa (2/4/2019).

Pada malam hari, jalan tersebut memang gelap. Biasa juga dijuluki "Condom Alley". Setiap malam, sekurangnya 20 pekerja seks berdiri di sepanjang jalan menjajakan diri. Mereka menunggu pelanggan di depan toko yang berjejer.

Para pemilik toko mengatakan mereka tidak mendapatkan perlindungan dari polisi setelah sejumlah insiden kekerasan dan masalah dalam beberapa bulan terakhir. Tidak adanya CCTV membuat pelaku kekerasan dan pelacur bebas beraksi di tempat itu.

"Saya melihat seorang pria memukuli pacarnya, dan ketika saya mencoba untuk campur tangan dia berbalik saya," ujar warga lainnya.

Salah seorang pemilik bengkel, Mohamed Sahel mengaku setiap membuka toko pada pukul 07.00, dia harus menghabiskan waktu 10 menit untuk membersihkan jarum dan kondom yang berserakan di depan bengkelnya.