Rabu, 03 April 2019 00:30

Anak Ini Bunuh Diri Karena Ayah Matikan Komputer saat Main Game

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Bocah berusia 15 tahun di Taiwan nekat bunuh diri gara-gara komputernya dipadamkan sang ayah saat dia asyik bermain gim daring League of Legends.Kejadian ini terjadi pada Sabtu (23/3/2019). Hari itu j

RAKYATKU.COM - Bocah berusia 15 tahun di Taiwan nekat bunuh diri gara-gara komputernya dipadamkan sang ayah saat dia asyik bermain gim daring League of Legends.Kejadian ini terjadi pada Sabtu (23/3/2019). Hari itu juga adalah ulang tahun ke-15 sang bocah.

Peristiwa itu bermula ketika sang ayah memarahi anak itu karena asyik bermain gim di komputer, ketimbang mempelajari pelajaran sekolah.

Pasalnya, pada hari Selasa tanggal 26 Maret, si bocah harus mengikuti ujian pelajaran sekolah. Sang ayah mulai memarahi putranya pada Sabtu malam sekitar pukul 21.30.

Karena tak kunjung menyudahi permainan, sang ayah langsung mencabut kabel daya komputer sang putra. Kala itu, anaknya sedang asyik bermain League of Legends. Beberapa saat kemudian, bocah yang kesal itu bunuh diri dari kamarnya, di lantai ketiga sebuah apartemen.

Bocah itu baru ditemukan meninggal dunia pada pukul 22.30, ketika sang kakek pulang dan menemukannya tergeletak di lantai dasar apartemen.

Keluarga langsung menghubungi polisi, dan bocah itu secara cepat dilarikan ke rumah sakit tetapi sudah terlambat. Bocah itu dinyatakan meninggal karena luka trauma di bagian kepala akibat benturan pada pukul 3 pagi.

Semasa hidup, bocah itu dilaporkan merupakan pemuda ceria, perhatian, dan optimistis. Tak hanya itu, bocah tersebut juga merupakan bintang berprestasi di sekolah serta disukai teman-temannya.

Dikutip dari suara.com, bocah tersebut tinggal bersama ayah dan saudara perempuannya setelah perceraian orang tua tiga tahun lalu. Ia diketahui mendapat tekanan berat karena ujian masuk sekolah menengahnya, sehingga bermain gim daring untuk relaksasi.

Selang sehari setelah tragedi itu, guru dan teman-temannya mendatangi rumah duka untuk mengucapkan selamat tinggal. Tak hanya itu, kepala sekolahnya juga membawakan ijazah untuk sang bocah.

Belakangan, aparat kepolisian menemukan pesan bunuh diri dari sang bocah, dalam surat wasiat itu, anak tersebut meninggalkan pesan kepada sahabatnya yang telah menjadi teman sekelas selama 9 tahun.

Selain tulisan, ia juga memasukkan sisa uang sakunya ke dalam amplop untuk diberikan kepada sang teman.

“Tolong berikan uang ini kepada Wu, sebagai cendera mata atas persahabatan selama 9 tahun terakhir. Terima kasih banyak karena mau menghabiskan banyak waktu bersamaku. Sekali lagi, terima kasih banyak.”