RAKYATKU.COM - Bulan lalu, kantor kedutaan besar Korea Utara di Spanyol dibobol. Komputer dan data diambil dari sana.
Sekarang, Korea Utara telah mengeluarkan pernyataan resmi dan menggambarkan pembobolan itu sebagai "serangan teroris yang serius".
Pada hari Rabu, Cheollima Civil Defense (CCD), sebuah kelompok yang berkomitmen untuk menggulingkan Kim Jong-un mengaku telah melakukan serangan itu.
Mereka mengklaim bahwa data yang mereka ambil telah diserahkan kepada FBI.
Menurut BBC, setidaknya dua surat perintah penangkapan internasional telah dikeluarkan untuk para tersangka utama.
Pihak berwenang Spanyol mengatakan salah satu anggota kelompok bernama Adrian Hong Chang, warga negara Meksiko. Dua anggota lainnya adalah warga negara AS bernama Sam Ryu, dan seorang warga Korea Selatan, Woo Ran Lee.
Menurut laporan, pada saat pembobolan, staf kedutaan disandera selama beberapa jam. Seorang wanita berhasil melarikan diri melalui jendela dan berteriak minta tolong. Tetangga yang khawatir dengan cepat memanggil polisi.
Ketika petugas tiba, mereka disambut oleh Adrian Hong Chang, yang menyamar sebagai diplomat Korea Utara. Dia memberi tahu polisi bahwa semuanya baik-baik saja, dan tidak ada yang terjadi.
Sebagian besar anggota CCD kemudian meninggalkan kedutaan dengan tiga kendaraan diplomatik Korea Utara. Hong Chang dan beberapa lainnya pergi belakangan, melalui pintu belakang menggunakan kendaraan lain.
Mereka berpisah menjadi empat kelompok dan menuju ke Portugal. Hong Chang kemudian diduga menghubungi FBI untuk memberikan versinya tentang peristiwa itu lima hari kemudian.
CDC juga dikenal sebagai Free Joseon, berkomitmen untuk menggulingkan dinasti Kim yang berkuasa di Korea Utara.
Kelompok itu pertama kali menjadi terkenal setelah mengeluarkan keponakan Kim Jong-un, Kim Han-sol, dengan aman dari Makau setelah pembunuhan ayahnya, Kim Jong-nam.
Sumber yang dekat dengan penyelidikan dilaporkan mengatakan kepada surat kabar Spanyol El Pais bahwa operasi itu direncanakan dengan sempurna, seolah-olah oleh "sel militer" .
Para penyerang tampaknya tahu apa yang mereka cari. Pemerintah Spanyol mencurigai bahwa agen-agen intelijen AS dan sekutu mereka mungkin terlibat dalam serangan itu.
El Pais bahkan melaporkan bahwa dua dari kelompok tersebut memiliki tautan ke US Central Intelligence Agency (CIA).
Namun AS membantah terlibat dalam serangan itu.