Selasa, 19 Maret 2019 17:21

Pria Berseragam Cokelat Pandu Yel-Yel "Jokowi Yes", Polisi: Sangat Mudah Diedit

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Video mirip polisi yang memandu yel-yel "Jokowi Yes".
Video mirip polisi yang memandu yel-yel "Jokowi Yes".

Jagat media sosial dihebohkan video pria berseragam cokelat yang memandu yel-yel untuk Jokowi. Mabes Polri sudah memberi tanggapan.

RAKYATKU.COM - Jagat media sosial dihebohkan video pria berseragam cokelat yang memandu yel-yel untuk Jokowi. Mabes Polri sudah memberi tanggapan.

Video itu antara lain diunggah akun Twitter @JackVardan. "Wasit jangan ikut kompetisi, tugasmu mengayomi," cuitnya sebagai keterangan atas video tersebut.

Video berdurasi 28 detik itu memperlihatkan sejumlah orang sedang berada di ruangan. Pria yang memandu yel-yel tampak duduk di kursi bersama beberapa wanita.

Sementara dua pria berseragam polisi mengabadikan acara itu menggunakan kamera ponsel mereka. Terdengar seseorang memandu orang-orang yang hadir untuk mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi menggunakan pengeras suara. 

Lalu ada arahan untuk mengucapkan yel-yel "Jokowi yes yes yes". Pria yang memandu yel-yel tampak mengepalkan tangan. Hanya saja, video itu diambil dari jarak jauh sehingga wajah pemandu tidak terlihat jelas.

Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan tim dari Direktorat Siber Bareskrim akan melakukan pengecekan terhadap video termasuk akun yang memviralkan video itu.

Kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2019), dia memastikan Polri tetap netral dalam kontestasi pemilu. Dia menyebut netralitas harga mati dalam rangka mewujudkan pemilu yang aman damai dan sejuk. 

Terkait video yang mencoreng citra polisi itu, Dedi mengaku segera mengecek lokasi dan waktu kegiatan yang berlangsung dalam video tersebut. Dia mengatakan apa yang tergambar di video yang viral belum tentu sesuai dengan kondisi aslinya.

"Ini kan dicek dulu tempatnya di mana atau lokasinya di mana, tanggal berapa, kegiatan itu tentang apa. Jadi belum tentu narasi-narasi yang dibuat oleh akun yang memviralkan itu sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Belum tentu," ucap Dedi.

"Suara dalam video itu tentunya akan didalami juga. Belum tentu suara yang di dalam video itu juga suara yang menggambarkan kegiatan yang sebenarnya. Jadi semuanya kalau di medsos, harus betul-betul didalami scara komperhensif. Karena sangat banyak yang by rekayasa. Foto video sudah ada aplikasi sekarang untuk mendesain itu. Suara apalagi, sangat mudah diedit,"  urai Dedi.