Selasa, 19 Maret 2019 15:29

Lawan Golkar, Ayah, dan Paman di Pilpres, Begini Nasib Erwin Aksa

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Erwin Aksa
Erwin Aksa

Sikap Erwin Aksa yang terang-terangan berseberangan dengan sikap partai membuat Golkar kelabakan. DPP langsung menggelar rapat khusus.

RAKYATKU.COM - Sikap Erwin Aksa yang terang-terangan berseberangan dengan sikap partai membuat Golkar kelabakan. DPP langsung menggelar rapat khusus.

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Ace Hasan Syadzily mengatakan, DPP menggelar rapat khusus siang ini, Selasa (19/3/2019).

DPP, kata Ace, akan meminta klarifikasi kepada Erwin Aksa yang saat ini menjabat ketua Bidang Koperasi, Wirausaha dan UKM.

Biasanya, lanjut Ace, ada mekanisme partai yang harus ditempuh Erwin jika melakukan sikap di luar keputusan resmi partai. 

"Misalnya harus non-aktif sebagau pengurus DPP Partai Golkar dan kalau sudah non-aktif yang bersangkutan juga sudah harus meninggalkan semua atribut partai dalam memberikan dukungan kepada calon presiden yang di luar kebijakan partai," urainya.

Sebelumnya, Erwin Aksa secara terbuka menyatakan dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kemenakan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini menyatakan dukungannya setelah banyak pemberitaan mengenai kehadirannya dalam debat ketiga terakhir untuk mendukung Sandiaga. 

"Pilihan saya ini saya sadari tidak sejalan dengan pilihan Partai Golkar di mana saya bernaung saat ini," ujar Erwin melalui keterangan tertulis, Selasa (19/3/2019).

Erwin punya prinsip bahwa persahabatan lebih penting dari segalanya. Makanya, walau ayahnya HM Aksa Mahmud dan pamannya Jusuf Kalla mendukung Jokowi-Ma'ruf dia tetap memilih Prabowo-Sandi. Dia sudah lama bersahabat dengan Sandiaga Uno.

Perbedaan pilihan politik ini bukan hanya terjadi pada Pilpres 2019, tetapi dalam banyak momen. 

Pada Munas Partai Golkar 2009, ketika Aburizal Bakrie dan Surya Paloh berebut kursi ketua umum, Erwin Aksa berada di kubu Aburizal. Sementara ayahnya dan Jusuf Kalla mendukung Surya Paloh. 

"Jadi perbedaan politik dan demokrasi di keluarga kami merupakan hal yang biasa. Kadang kami bersama dan bersatu, contohnya di Pilkada DKI lalu," ujar Erwin Aksa.

Partai Golkar menetapkan sanksi  bagi para kadernya yang dinilai keluar dari garis dan kebijakan partai. Sesuai aturan organisasi, setiap kader yang melanggar bisa mendapat konsekuensi berupa teguran lisan, tertulis, sampai yang paling berat sanksi diberhentikan.

"Kami masih menunggu klarifikasi ataupun penjelasan dari Mas Erwin Aksa terkait dukungan kepada 02. Jadi masih berproses," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai Golkar, Meutya Hafid.

Sementara juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Edhy Prabowo merasa diuntungkan dengan bergabungnya Erwin Aksa. Dalam beberapa kontestasi di mana dia memberikan dukungan, Erwin sudah beberapa kali menang. 

Dua di antaranya pada Munas Partai Golkar 2009 yang memenangkan Aburizal Bakrie dan Pilgub DKI Jakarta yang dimenangkan Anies-Sandi.