Senin, 18 Maret 2019 09:35

Habiskan Masa Kecil di Australia, Dua Rumah Brenton Tarrant Digeledah

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Keluarga korban penembakan di Selandia Baru.
Keluarga korban penembakan di Selandia Baru.

Pelaku penembakan biadab pada dua masjid di Selandia Baru, Brenton Tarrant diketahui pernah tinggal di Australia pada masa kecil. Polisi setempat menggeledah dua rumahnya, Senin (18/3/2019).

RAKYATKU.COM - Pelaku penembakan biadab pada dua masjid di Selandia Baru, Brenton Tarrant diketahui pernah tinggal di Australia pada masa kecil. Polisi setempat menggeledah dua rumahnya, Senin (18/3/2019).

Dua rumah itu berada di Sandy Beach Beach dan Lawrence, New South Wales. Kedua kota tersebut berada dekat dengan kota Grafton, tempat tersangka pelaku teror, Brenton Tarrant, sempat tinggal semasa kecil. 

Dikutip dari AFP, penggeledahan itu dilakukan untuk mendapatkan materi yang dapat membantu polisi Selandia Baru dalam penyelidikan yang sedang berlangsung. 

Tersangka pelaku teror, yang mengaku sebagai seorang supremasi kulit putih, sempat menghabiskan masa mudanya di Grafton. Pelaku juga dikabarkan telah melakukan perjalanan ke berbagai negara selama sepuluh tahun terakhir dan sempat tinggal beberapa tahun terakhir di Dunedin, Selandia Baru. 

Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton menyampaikan, tersangka hanya menghabiskan waktu selama 45 hari di Australia dalam tiga tahun terakhir dan dia tidak berada dalam daftar pengawasan ancaman teror. 

Namun Dutton menolak kritik yang menyebut agensi anti-terorisme Australia telah gagal karena mengabaikan ancaman ekstremis sayap kanan seperti tersangka dan hanya fokus memerangi radikal Islam. 

Dutton mengatakan, Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO), sebagai badan anti-terorisme utama di negara itu, juga dengan cermat melacak kegiatan kelompok-kelompok sayap kanan. 

"Kelompok-kelompok ekstremis ini, baik itu neo-nazi atau supremasi kulit putih, kelompok sayap kanan ekstrem, atau istilah apa pun yang Anda terapkan, mereka sudah tepat berada dalam radar," ujar Dutton.