Minggu, 17 Maret 2019 08:29

Ethiopian Airlines Terbang Terlalu Tinggi dan Terlalu Cepat Sebelum Jatuh

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

Pesawat Ethiopian Airlines yang kecelakaan, memiliki kecepatan yang luar biasa tinggi setelah lepas landas.

RAKYATKU.COM - Pesawat Ethiopian Airlines yang kecelakaan, memiliki kecepatan yang luar biasa tinggi setelah lepas landas.

Hal itu diungkap oleh seorang sumber yang telah mendengarkan rekaman kontrol lalu lintas udara kepada Reuters.

Sumber itu mengatakan, suara dari kokpit Boeing 737 MAX meminta untuk naik hingga 14.000 kaki di atas permukaan laut, atau sekitar 6.400 kaki di atas bandara, lalu segera meminta untuk kembali.

Pesawat menghilang dari radar dengan ketinggian 10.800 kaki di atas permukaan laut, tertinggi yang dicapai selama penerbangan enam menit.

“Dia bilang dia punya masalah kontrol penerbangan. Itu sebabnya dia ingin naik,” kata sumber itu, yang menambahkan bahwa rekaman itu merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Sumber itu mengatakan, setelah satu atau dua menit, suara pada rekaman kontrol lalu lintas udara meminta untuk tetap berada di jalur yang sama dengan landasan pacu dan naik hingga 14.000 kaki.

Dia menambahkan bahwa kecepatan darat pesawat setelah keberangkatan sangat tinggi, mencapai sekitar 400 knot (460 mil per jam).

"Itu terlalu cepat," kata sumber itu.

"Dia meminta izin untuk kembali. Kontrol lalu lintas udara memberinya izin untuk belok kanan karena di sebelah kiri adalah kota,” katanya. "Mungkin satu menit berlalu sebelum titik berkedip pada radar menghilang." Setelah memulai belokan, pesawat menghilang.

Untuk saat ini belum ada perincian lebih lanjut tentang masalah yang sebenarnya dan suaranya terdengar gugup.

Para ahli mengatakan pilot biasanya meminta untuk naik ketika mengalami masalah di dekat tanah untuk mendapatkan margin untuk bermanuver dan menghindari medan yang sulit.

Addis Ababa dikelilingi oleh bukit-bukit dan, tepat di utara, Pegunungan Entoto.

Pada hari Sabtu, para penyelidik mulai mempelajari perekam suara kokpit. Seiring dengan perekam data penerbangan, informasi tersebut akan dievaluasi oleh otoritas Ethiopia, tim dari Boeing, dan otoritas keselamatan penerbangan AS dan UE untuk mencoba menentukan penyebab kecelakaan itu.