Jumat, 15 Maret 2019 20:09

Sebut Romahurmuziy Cari Duit Buat Jokowi, Arief Poyuono Ogah Minta Maaf 

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Romahurmuziy saat menikmati kopi di Makassar. Foto/Dok.
Romahurmuziy saat menikmati kopi di Makassar. Foto/Dok.

Pernyataan Waketum Gerindra, Arief Poyuono yang menyebut Romahurmuziy mencari duit buat Jokowi tuai pro kontra.

RAKYATKU.COM - Pernyataan Waketum Gerindra, Arief Poyuono yang menyebut Romahurmuziy mencari duit buat Jokowi tuai pro kontra.

Salah satunya datang dari Erlinda, anggota Direktorat Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erlinda.

Menurutnya, pernyataan Arief Poyuono merupakan fitnah kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya sebagai bagian dari TKN atas nama pribadi sangat mengecam pernyataan Bapak Poyuono yang merupakan fitnah kejam kepada Pak Jokowi sebagai Presiden," Erlinda.

Erlinda menegaskan, kasus Rommy tak ada kaitannya dengan Jokowi. Apalagi KPK belum memberi keterangan resmi, namun Poyuono sudah melempar tuduhan.

"Pernyataan Waketum Gerindra Arief Poyuono tidak menghormati proses yang masih berproses apalagi KPK belum menetapkan siapa saja sebagai tersangka. Kami meminta Pak Poyuono tidak membangun opini jahat apalagi dikaitkan dengan pilpres, dan memfitnah Pak Jokowi cari dana kampanye," ujarnya.

Jokowi, kata Erlinda, selama ini tak pernah mengintervensi proses hukum. Jokowi juga tegas mendukung upaya pemberantasan korupsi.

"Oleh karena itu kami meminta segera melakukan pencabutan pernyataan Waketum Gerindra Bapak Arief Poyuono di media dan apabila dalam waktu 1×24 jam tidak ada pernyataan sekaligus permintaan maaf, maka saya akan melaporkan tindakan penyebaran fitnah dan membuat kegaduhan/keonaran serta menyerang pribadi seorang Presiden," bebernya.

Terkait 'ancaman' tersebut, Arief Poyuono enggan meminta maaf kepada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

"Nggak akan saya minta maaf, ngapain amat? Suruh tanya Rommy saja, dia cari duit untuk apa motifnya. Wong Rommy itu elite politik yang bersih kok selama ini," ungkap Poyuono.

Poyuono kembali menjelaskan maksud pernyataannya lebih menekankan capaian Jokowi dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih. Ia menegaskan tidak melakukan fitnah dan meminta TKN Jokowi-Ma'ruf tidak perlu reaktif.

"Saya tidak memfitnah ya, maaf. Dan TKN nggak perlu kebakaran Jenggot ya. Baca baik-baik pernyataan saya, seperti saya mengatakan Joko Widodo gagal dalam memberantas narkoba maka Andi Arief jadi korban dari kegagalan Joko Widodo. Tidak sama sekali menyalahkan Joko Widodo," ujarnya.

Menurut Poyuono, tidak sependapat dengan anggapan yang menyebut banyaknya pejabat negara yang ditangkap KPK sebagai keberhasilan dalam penegakan hukum. Menurutnya, itu malah merupakan kegagalan.

"Maaf, ya, banyaknya elite dan pejabat negara yang ditangkap KPK itu bukan keberhasilan Joko Widodo, tapi keberhasilan KPK. Dan kegagalan janji Joko Widodo saat pilpres menciptakan clean government," tutur Poyuono. 

"Rommy bisa jadi ketangkap KPK sedang mencari dana untuk kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin ya, apalagi Rommy itu paling loyal pada Joko Widodo dan dipercaya banget sama Joko Widodo. Saya harap KPK lebih mengeksplor ya apa tujuan Rommy terima uang," pungkasnya.